Kajian Ilmiah Terhadap Produk Tembakau Alternatif di Dalam Negeri Harus Terus Dilakukan
Kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif di dalam negeri terus dilakukan agar memberikan informasi yang menyeluruh kepada pemerintah
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Malvyandie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif di dalam negeri terus dilakukan agar memberikan informasi yang menyeluruh kepada pemerintah dan para pemangku kepentingan.
Dari sejumlah hasil penelitian yang dilakukan oleh universitas di Indonesia, setidaknya menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan, memiliki profil risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Baca juga: Kasus Liquid Narkoba, APVI: Mengancam Keberlangsungan Industri Vape Legal
Prof Dr Achmad Syawqie Yazid, Drg. MS dari Universitas Padjadjaran (Unpad), misalnya, menjelaskan, pihaknya telah melakukan riset mengenai profil risiko dari produk tembakau alternatif yang bertajuk “The Genotoxic Potential of Electronic Cigarettes on Micronucleus Count: A Preliminary Study”.
Penelitian ini bertujuan mencari tahu seberapa besar pengaruh penggunaan produk tembakau alternatif jika dibandingkan dengan rokok terhadap potensi genotoksik, salah satunya pada mukosa bukal di rongga mulut.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap 15 responden yang merupakan mantan perokok yang telah beralih menggunakan produk tembakau alternatif minimal satu tahun, 20 responden perokok, dan 20 responden non-perokok.
“Hasilnya menunjukkan bahwa pengguna produk tembakau alternatif memiliki potensi genotoksik yang lebih rendah daripada perokok,” katanya, dalam keterangannya, Sabtu (4/2/2023).
Lebih lanjut, Profesor Syawqie menjelaskan potensi genotoksik merupakan potensi terjadinya kerusakan genetika yang ditandai dengan perubahaan sel.
Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa jumlah inti sel kecil pengguna produk tembakau alternatif dan non-perokok masuk dalam kategori normal, yang berkisar pada angka 76-85.
Adapun jumlah inti sel kecil perokok aktif masuk dalam kategori tinggi yakni sebanyak 145,1. Jumlah inti sel kecil yang semakin banyak menunjukkan ketidakstabilan sel akibat paparan terhadap senyawa toksik yang merupakan indikator terjadinya kanker di rongga mulut.
Baca juga: Asosiasi: Penyalahgunaan Narkoba pada Liquid Vape Harus Ditindak Tegas
“Kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif di dalam negeri harus diperbanyak agar memberikan informasi yang menyeluruh kepada pemerintah dan para pemangku kepentingan mengenai potensi dan profil risiko dari produk tembakau alternatif,” kata Profesor Syawqie.
Bukti mengenai minimnya risiko dari produk tembakau alternatif juga diungkapkan oleh kajian yang dilakukan Fakultas Kedokteran Gigi Unpad dengan judul “Respon Gusi Pada Pengguna Vape Saat Mengalami Peradangan Gusi Buatan (Gingivitas Eksperimental)”.
Penelitian klinis tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana produk tembakau alternatif memberikan dampak bagi pertahanan gusi terhadap bakteri plak gigi pada pengguna rokok elektrk dibandingkan perokok.
Penelitian ini melibatkan 15 responden berusia 18-55 tahun yang dibagi ke dalam tiga kelompok dengan distribusi gender tidak merata.