Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pertumbuhan Ekonomi 5,31 Persen Jadi Tertinggi pada Era Jokowi, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya

Cemerlangnya kinerja ekspor hingga tidak adanya kebijakan pembatasan mobilitas secara total di saat pandemi Covid-19 dorong peningkatan ekonomi.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Pertumbuhan Ekonomi 5,31 Persen Jadi Tertinggi pada Era Jokowi, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya
Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, terdapat sejumlah faktor yang menjadikan pertumbuhan Indonesia melejit cukup tinggi. Mulai dari cemerlangnya kinerja ekspor, hingga tidak adanya kebijakan pembatasan mobilitas secara total (lockdown) di saat pandemi Covid-19. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporannya mencatat, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,31 persen di sepanjang 2022.

Bila dilihat secara detail, angka ini yang tertinggi semenjak Joko Widodo menjabat sebagai Presiden di Republik Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, terdapat sejumlah faktor yang menjadikan pertumbuhan Indonesia melejit cukup tinggi.

Mulai dari cemerlangnya kinerja ekspor, hingga tidak adanya kebijakan pembatasan mobilitas secara total (lockdown) di saat pandemi Covid-19.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Mencapai 5,31 Persen, Menko Airlangga: Tertinggi Selama Pemerintahan Jokowi

"Pertama, kita harus menjaga pasar ekspor, jadi pasar ekspor itu tentu bisa kita jaga. Kemudian dalam penanganan Covid-19 Pemerintah tidak melakukan lockdown," papar Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Senin (6/2/2023).

"Bapak Presiden sudah menyampaikan, dengan tidak adanya lockdown maka rantai pasok global terjaga. Dan pasar ekspor terisi dengan barang dari indonesia," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Airlangga juga mengungkapkan, sektor manufaktur nasional konsisten ekspansif di tengah tantangan global.

Ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang terbaru pada Januari 2023 tercatat naik menjadi 51,3 dari Desember 2022 sebesar 50,9.

Agar pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya tetap terus terjaga, Pemerintah akan menjaga sisi permintaan, investasi, serta melakukan tindak lanjut hilirisasi dan pengembangan ekosistem di sektor manufaktur.

"Kita juga harus menjaga dengan investasi di bidang hilirisasi. Dengan nilai tambah yang terus bertambah, saya yakin momentum akan terus bisa dijaga dan masuk 2023," pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyatakan, ditengah ketidakpastian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 tumbuh 5,31 persen.

"Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I hingga IV tahun 2022 dibandingkan dengan triwulan I hingga IV tahun 2021 tumbuh 5,31 persen," kata Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023).

Pertumbuhan ini dipengaruhi kondisi perekonomian global, terutama tren harga komoditas yang tinggi di pasar global, sehingga mempengaruhi kinerja ekspor-impor dan neraca perdagangan.

Tercatat neraca dagang Indonesia surplus 54,53 miliar dollar AS di 2022, atau tumbuh 53,96 persen dari tahun sebelumnya.

Kemudian dipengaruhi pula faktor domestik, mulai dari konsolidasi fiskal dan moneter, stabilitas daya beli masyarakat, mobilitas dan pariwisata yang semakin pulih, serta aktivitas produksi yang semakin ekspansif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas