Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menjelang Satu Tahun Invasi ke Ukraina, Apa Kabar Ekonomi Rusia?

Perekonomian Rusia menyusut pada tahun lalu, kurang dari ekspektasi analis meski negara itu melancarkan invasi ke Ukraina.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Menjelang Satu Tahun Invasi ke Ukraina, Apa Kabar Ekonomi Rusia?
Sergei GUNEYEV / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Perekonomian Rusia menyusut pada tahun lalu, kurang dari ekspektasi analis meski negara itu melancarkan invasi ke Ukraina.

Badan Statistik Federal Rusia melaporkan perekonomian berkontraksi sebesar 2,1 persen, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang turun 12 persen.

Dikutip dari BBC, harga minyak yang tinggi dan pengeluaran militer telah membantu mendukung perekonomian Rusia.

Baca juga: Kepala Wagner Group Tuduh Militer Rusia Enggan Sediakan Cukup Amunisi untuk Tentara Bayarannya

Setelah invasi, ratusan perusahaan Barat menghentikan operasi bisnisnya di Rusia. Guncangan awal tersebut memaksa pasar saham di Rusia tutup untuk sementara dan mata uang rubel jatuh.

Institute for International Finance telah memperkirakan ekonomi Rusia akan menyusut sebesar 15 persen pada 2022. Namun, hampir sepanjang tahun lalu Rusia dapat terus mengekspor energi.

Sanksi Barat untuk ekspor energi Rusia hanya diterapkan secara bertahap sepanjang tahun lalu. Meski impor energi ke Eropa turun tajam, tetapi pengiriman energi tetap stabil di China, India, dan tempat lain yang membeli minyak Rusia.

Berita Rekomendasi

Naiknya harga global untuk minyak, gas, produk minyak bumi, dan ekspor Rusia lainnya, termasuk makanan dan pupuk, membantu meningkatkan pendapatan ekspor Rusia.

Sementara ratusan perusahaan Barat menarik diri dari Rusia, pengusaha lokal mulai mengambil alih. Setelah McDonald's menjual restorannya di Moskow, pemilik baru membukanya kembali pada Juni tahun lalu dengan nama baru "Vkusno i Tochka", yang berarti "Enak dan Itu Saja".

Meskipun manufaktur dan perdagangan ritel adalah beberapa sektor yang mengalami penurunan pada 2022, sektor pertanian, konstruksi, dan perhotelan mengalami pertumbuhan, menurut Badan Statistik Federal Rusia.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-363: Biden Bertemu Zelensky di Kyiv, Umumkan Paket Bantuan Uang

Peningkatan ekonomi juga didorong oleh produksi peralatan untuk angkatan bersenjata Rusia di pabrik-pabrik negara itu.

Keamanan militer dan administrasi publik juga mengalami kenaikan sebesar 4,1 persen pada tahun lalu.

Terlepas dari upaya untuk mengisolasi Rusia dari sistem keuangan Barat, para pedagang telah menemukan cara untuk mendapatkan uang masuk dan keluar dari Rusia melalui barter, merutekan transaksi melalui negara-negara yang tidak ikut serta menjatuhkan sanksi, atau bahkan menggunakan mata uang kripto.

Baca juga: Volodymyr Zelenskiy Meramal Perang Dunia III Berpotensi Pecah Jika China Dukung Rusia

Tetapi itu bukan berarti sanksi tidak memberikan pengaruh yang signifikan dan beberapa dampaknya akan bersifat jangka panjang.

Kesulitan mendapatkan impor berteknologi tinggi seperti microchip akan menghambat manufaktur di Rusia.

Para ahli memperkirakan hasil dari ladang minyak dan gas akan menurun dari waktu ke waktu tanpa adanya investasi, pengetahuan, dan peralatan dari Barat.

Pemerintah Rusia memperkirakan ekonomi akan menyusut sebesar 0,8 persen, tetapi Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Rusia akan tumbuh sebesar 0,3 persen, sebagian karena kekuatan ekspornya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas