Tambang Batu Bara di China Runtuh, 2 Pekerja Tewas 53 Lainnya Hilang
Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang telah memerintahkan penyelidikan atas kecelakaan longsornya tambang batu bara ini.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Sedikitnya dua orang tewas dan 53 orang lainnya masih dalam pencarian setelah tambang batu bara runtuh di Mongolia Dalam, China utara pada Rabu (22/2/2023).
"Sejumlah pekerja dan kendaraan tambang terkubur dalam reruntuhan besar yang terjadi sekitar pukul 1 siang di tambang batu bara terbuka di Alxa Left Banner," lapor penyiar CCTV, merujuk pada divisi administrasi barat daya dari wilayah otonom.
Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang telah memerintahkan penyelidikan atas kecelakaan tersebut.
Lebih dari 300 orang yang tergabung dalam tim penyelamat telah dikirim ke lokasi kejadian dan administrasi keselamatan tambang setempat telah menetapkan operasi tersebut sebagai prioritas utama.
Mongolia Dalam merupakan salah satu daerah penghasil batu bara terbesar di China dan telah meningkatkan jumlah produksi selama setahun terakhir untuk mencapai keamanan energi nasional.
Namun kecelakaan maut masih saja terjadi dari waktu ke waktu. Pada akhir tahun lalu, 40 penambang terjebak ketika sebuah tambang emas runtuh di Yili, wilayah barat laut Xinjiang, China. Dari jumlah itu, hanya 22 orang yang berhasil diselamatkan.
Baca juga: 2 Warga China Tewas setelah Tambang Batu Bara Runtuh, 53 Pekerja Terjebak di Reruntuhan
Dari 367 kecelakaan tambang dan 518 kematian yang dilaporkan di China tahun lalu, terdapat sebanyak 168 kecelakaan dan 245 kematian terkait dengan tambang batu bara, menurut data resmi yang dirilis Pemerintah China.