Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ramadan dan Lebaran 2023 Diperkirakan Membuat Sektor Industri Bergairah.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan, sejumlah industri akan kembali bertumbuh pada momen musiman tersebut.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ramadan dan Lebaran 2023 Diperkirakan Membuat Sektor Industri Bergairah.
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Shinta Widjaja Kamdani Wakil Kedua Kadin Indonesia 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Momen Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2023 diperkirakan bakal membuat sektor industri bergairah.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan, sejumlah industri akan kembali bertumbuh pada momen musiman tersebut.

Koordinator Wakil Ketua Umum III Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta Kamdani menilai, Ramadan dan Lebaran adalah momentum konsumsi musiman yang biasa terjadi setiap tahun.

Baca juga: Industri Properti Tanah Air Mengalami Stagnasi pada Akhir 2022, Ini Sejumlah Faktornya

Pertumbuhan permintaan musiman ini umumnya sangat terasa di beberapa sektor usaha seperti ritel, makanan dan minuman, pariwisata, dan transportasi.

Sektor-sektor industri lain juga ada potensi kenaikan permintaan ketika bulan puasa, tetapi biasanya cenderung lebih moderat dibandingkan sektor yang tadi disebut.

Lantaran momentum konsumsi saat Ramadan atau Lebaran bersifat musiman dan terjadi secara reguler, maka bentuk antisipasi para pebisnis untuk memanfaatkan momentum tersebut antara lain dengan meningkatkan suplai barang ke pasar hingga melakukan promosi dan inovasi penjualan yang lebih gencar.

“Pelaku usaha juga biasanya akan mengeluarkan produk-produk yang sifatnya musiman di periode Ramadan dan Lebaran untuk meningkatkan penjualan,” ujar Shinta, Selasa (28/2).

BERITA REKOMENDASI

Menurut dia, pertumbuhan permintaan pasar ketika momen Ramadan dan Lebaran tiba cenderung moderat dan berpotensi tidak akan setinggi tahun sebelumnya.

Sebab, sekalipun tingkat konsumsi masyarakat masih sangat baik dan daya beli masih stabil, pertumbuhan permintaan pasar pada 2023 akan dibatasi oleh dampak akumulatif inflasi.

Baca juga: Pisah dari Inalum, MIND ID Fokus Jadi Strategic Holding Industri Pertambangan 

Pertumbuhan penjualan ritel disebut Shinta sudah lama berada dalam tren menurun sejak Juli 2022 akibat dampak inflasi yang semakin besar dan membatasi pertumbuhan daya beli masyarakat.

Beruntung, memasuki Januari 2023 pertumbuhan penjualan ritel mulai kembali ke arah yang positif.

Kadin pun tetap yakin pertumbuhan permintaan musiman sepanjang Ramadan-Lebaran akan memberi dampak yang sangat positif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di kisaran 4,8 persen--5,3% pada kuartal I-2023.


“Proyeksi ini bisa lebih tinggi apabila pemerintah menciptakan stimulus-stimulus lain untuk meningkatkan daya beli atau mengintensifkan konsumsi,” pungkas Shinta. (Dimas Andi)

Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas