Selasa Pagi Rupiah Bergerak Menguat ke Level Rp15.238 per Dolar AS
Fluktuasi nilai tukar rupiah masih akan terus berlanjut dan diiprediksi hari ini kembali melemah.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tuka rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa pagi ini pukul 09.25 WIB berada di level Rp15.238 atau menguat 32 poin dari perdagangan Senin kemarin (27/2/2023) di level Rp15.270.
Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi mengatakan, fluktuasi nilai tukar rupiah masih akan terus berlanjut dan diiprediksi hari ini kembali melemah.
"Untuk perdagangan besok (hari ini), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.250 hingga Rp15.320," ucap Ibrahim dalam analisanya, Senin (27/2/2023).
Dirinya juga menjelaskan, fluktuasi nilai tukar rupiah pada kemarin disebabkan berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.
Untuk eksternal, fluktuasi rupiah terdorong sentimen indeks dolar AS yang masih cukup kuat. Serta adanya wacana peningkatan suku bunga oleh The Fed.
"Dolar stabil terhadap sekeranjang mata uang pada hari Senin, dengan indeks dolar dan indeks dolar berjangka melayang di dekat level tertinggi dua bulan," ucap Ibrahim.
"Data pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi pilihan Fed menunjukkan pada hari Jumat bahwa inflasi AS tetap kuat hingga Januari, memberikan bank sentral lebih banyak dorongan untuk terus menaikkan suku bunga," paparnya.
Baca juga: Laju Rupiah Tertekan ke Level Rp15.270 per Dolar AS, Pengamat: Pelaku Pasar Amati Utang Pemerintah
Sementara untuk faktor internal, pelemahan rupiah terdampak sentimen pasar yang terus mengamati perkembangan utang pemerintah yang terus meningkat.
Baca juga: Senin Pagi Rupiah Bergerak Melemah, Dekati Level Rp15.300 per Dolar AS
Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah per akhir Januari 2023 mencapai Rp7.754,98 triliun dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 38,56 persen.
Posisi utang tersebut meningkat dari Desember 2022 yang tercatat mencapai Rp7.733,99 triliun.