Rupiah Diprediksi Melemah Terbatas Pasca Rilis Data Ekonomi AS
Rupiah diprediksi melemah terbatas hari ini akibat rilis data ekonomi AS yang kuat.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM - Rupiah diperkirakan akan melemah terbatas pada perdagangan hari ini, seiring dengan rilis data ekonomi Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan.
Dolar AS diprediksi akan menguat, berdampak negatif terhadap nilai tukar rupiah.
Prediksi Pergerakan Rupiah
Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pergerakan rupiah hari ini sangat tergantung pada data penjualan ritel dan klaim pengangguran AS yang dirilis pada Kamis malam.
"Jika data penjualan ritel kembali lebih kuat, seperti rilis sebelumnya, dollar AS akan melanjutkan penguatannya," ujar Lukman.
Data Ekonomi AS
Mengutip Reuters, data penjualan ritel AS meningkat 0,4 persen pada bulan September, sedikit lebih tinggi dari perkiraan.
Sementara itu, klaim pengangguran mingguan turun secara tak terduga.
"Dengan demikian, rupiah berpotensi melemah terhadap dollar AS, tetapi sentimen domestik dapat membantu membatasi pelemahan tersebut," tambahnya.
Rentang Pergerakan Rupiah
Lukman memprediksi bahwa rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.475 hingga Rp 15.575 per dollar AS.
Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan pergerakan rupiah akan fluktuatif, namun ditutup menguat di kisaran Rp 15.430 hingga Rp 15.520 per dollar AS.
Kinerja Rupiah Sebelumnya
Pada Kamis, 17 Oktober, rupiah spot menguat tipis 0,02% ke Rp 15.507 per dollar AS.
Di sisi lain, rupiah di Jisdor Bank Indonesia berada di Rp 15.516 per dollar AS, menguat 0,13?ri sehari sebelumnya.
Faktor Pendukung Penguatan Rupiah
Ibrahim mencatat bahwa penguatan rupiah pada Kamis didorong oleh respons positif pasar terhadap susunan kabinet baru yang diumumkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Pelantikan kabinet merupakan poin penting, bukan hanya soal politik," jelas Ibrahim.
Sentimen Domestik dan Eksternal
Sentimen positif juga dipicu oleh keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan di level 6%.