Ada Cuaca Ekstrem, BPS Beri Sinyal Ada Potensi Gagal Panen Padi
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan sinyal adanya potensi gagal panen komoditas padi di sejumlah wilayah Indonesia pada Maret 2023.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan sinyal adanya potensi gagal panen komoditas padi di sejumlah wilayah Indonesia pada Maret 2023.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengungkapkan, hal tersebut terjadi imbas adanya cuaca ekstrem yang melanda dalam beberapa waktu belakangan.
Padahal, Februari-Maret diketahui merupakan periode panen raya.
Baca juga: Masuk Panen Raya Tapi Harga Beras Terus Merangkak, Sumatera dan Kalimantan Lewati Harga Nasional
"Pada minggu-minggu terakhir di Februari, kita memasuki masa panen dan akan berlangsung hingga bulan Maret ini. Akan tetapi pada saat yang sama, curah hujan masih tinggi di sebagian wilayah Indonesia," ucap Pudji dalam konferensi pers BPS di Jakarta, Rabu (1/3/2023).
"Pengalaman menunjukkan, cuaca ekstrem tentunya dapat mempengaruhi atau berpengaruh terhadap periode panen," sambungnya.
Berdasarkan data BPS, sejauh ini cuaca ekstrem telah mengakibatkan sejumlah sawah terendam banjir.
Beberapa wilayah yang dimaksud seperti di Mojokerto (Jawa Timur), Enrekang (Sulawesi Selatan), Bontang (Kalimantan Timur), hingga Sumba (Nusa Tenggara Timur).
"Kami juga mencatat bencana banjir yang merendam sawah di beberapa wilayah seperti di Mojokerto, Enrekang, Bontang, Sumbawa dan beberapa wilayah lainnya," tukas Pudji.
Baca juga: Februari Panen Raya, Pemerintah Akan Impor Beras, Jokowi: Stok Beras Menipis
Padahal, saat ini Pemerintah sedang menggenjot serapan beras di berbagai daerah melalui Perum Bulog, untuk memenuhi tingkat keamanan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Hal tersebut sempat disinggung oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso pada bulan lalu.
Pria yang akrab disapa Buwas ini menargetkan, minimal CBP berada di angka 1 juta ton.
"Kita punya target minimal 1 juta. Tapi kalau bisa 2 juta kenapa hanya 1 juta? Karena tugas kita 2,4 juta beras," papar Buwas saat ditemui awak media di Kantor Perum Bulog Jakarta, Jumat (20/1/2023).
"Mudah-mudahan panen Maret-Juni itu produksinya besar. Jadi kita bisa serap 100 persen dari dalam negeri dengan jumlah yang banyak," pungkasnya.