Ini Perbedaan Tambak Udang Tradisional dan Modern Menurut Menteri KKP
Pada budidaya tambak udang tradisional cenderung abai terhadap kondisi dan kualitas air yang digunakan untuk budidaya.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, KEBUMEN - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkap perbedaan antara tambak udang tradisional dan tambak modern yang dijadikan modeling (percontohan).
Trenggono menyebut tambak udang modern memiliki perbedaan dari standar budidayanya.
"Yang membedakan ini dengan budidaya lainnya, ini memenuhi standar best pactice. Jadi, ini adalah standar budidaya baik dan benar," katanya ketika ditemui di lokasi tambak udang, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).
"Kalau baik dan benar, maka diyakini bahwa produksi udangnya kualitas terbaik dan produktifitas yang terbaik. Sesuai dengan keilmuan.
Sementara itu, pada budidaya tambak udang tradisional cenderung abai terhadap kondisi dan kualitas air yang digunakan untuk budidaya.
"Kalau budidaya tradisional itu cenderung abai. Tidak ada checking terhadap air yang digunakan untuk budidaya. Tidak ada checking terhadap benih yang disebarkan. Tidak ada checking terhadap pakan yang diberikan," ujar Trenggono.
Pakan ini bisa tidak diberikan kepada udang-udangnya. Hal itu yang menyebabkan para udang ini menjadi kontet.
"Pakannya kadang dikasih, kadang tidak, yang menyebabkan produktifitasnya udang jadi kontet kemudian penyakit. Itu terjadi. Itu kemudian menyebabkan terjadi kanibalisasi," kata Trenggono.
Baca juga: Alasan Pemerintah Pilih Kebumen Jadi Lokasi Percontohan Tambak Udang BUBK: Airnya Cocok
Ia mengatakan, budidaya tradisional ini yang menyebabkan produktifitas menjadi rendah di angka 0,6 ton per hektar dari 247.803 hekar.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan tambak ini memiliki luas 60 hektar yang akan menghasilkan udang, di mana satu hektarnya diharapkan dapat memproduksi udang lebih dari 40 ton.
Baca juga: Hari Ini Presiden Jokowi Resmikan Tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan di Kebumen
"Hari ini kita akan meresmikan tambak budidaya udang di Kabupaten Kebumen. Di tambak udang yang berbasis kawasan ini telah diselesaikan kurang lebih 60 hektar yang akan menghasilkan udang, satu hektarnya kurang lebih kita harapkan di atas 40 ton," kata Jokowi di lokasi, Kamis (9/3/2023).
Tambak udang ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 175 miliar. Harapannya, ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain untuk bisa memiliki tambak serupa dengan manajemen yang disebut Jokowi modern.
Baca juga: Genjot Produksi Udang 2 Juta Ton pada 2024, KKP Bakal Bangun Tambak Udang Modern di Sumba Timur
"Kawasan budidaya udang ini menghabiskan anggaran Rp 175 miliar. Ini akan menjadi sebuah contoh yang nanti bisa di-copy provinsi lain, kabupaten lain. Sehingga management modern yang kita lihat sekarang ini bisa nantinya di-copy untuk diterapkan di daerah lain," ujar Jokowi.
Ia juga berharap tambak udang ini bisa menjadi contoh baik bagi budidaya udang vaname yang memerlukan kebersihan air dan manajemen yang lebih detail.
"Kita harapkan ini menjadi sebuah contoh yang baik bagi budidaya udang vaname yang memerlukan kebersihan air yang memerlukan betul-betul manajemen yang detail. Kita harapkan ini menjadi contoh bagi kita semua," kata Jokowi.
Photo: Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono ketika ditemui di lokasi tambak udang, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). Dok: Endrapta Pramudhiaz.