Kurangi Emisi Karbon 29 Persen, Indonesia Disebut Perlu Dana Sebesar Rp4.000 Triliun
Dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi nasional, Indonesia perlu mendorong potensi pertumbuhan ekonomi baru.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi nasional, Indonesia perlu mendorong potensi pertumbuhan ekonomi baru.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, Indonesia memerlukan dana sekitar Rp 4.002,44 triliun dalam waktu sepuluh tahun untuk memenuhi target Nationally Determined Contribution (NDC), yakni pengurangan emisi karbon sebesar 29 persen.
"Ini harus ditanggung bersama, kontribusi dari seluruh pihak baik pemerintah, swasta, masyarakat dan dari keseluruhan perekonomian,” ujar Suahasil dalam webinar Standard Chartered Bank World of Wealth 2023: Accelerating to Blue and Green, yang ditulis Kamis (9/3/2023).
Baca juga: Sektor Transportasi Sumbang 23 Persen Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia, Ini Yang Harus Dilakukan
Menurutnya, pemerintah akan terus menjaga kondisi perekonomian dari sisi APBN dan mendorong percepatan dari kegiatan ekonomi di berbagai daerah.
Di mana, pertumbuhan ekonomi domestik ditargetkan sebesar 5 persen tahun ini, sementara inflasi 3,6 persen.
"Ini menjadi suatu kombinasi perekonomian yang akan memperkuat daya tahan Indonesia di tengah kondisi global yang masih akan tetap challenging,” katanya.
"Sebagai negara kepulauan yang memiliki hutan dan area lautan yang sangat besar, Indonesia memiliki potensi menjaga dunia dari perubahan iklim global," sambung Suahasil.
Sementara itu, Head of Wealth Management, Standard Chartered Indonesia, Meru Arumdalu, menjelaskan bahwa 65 persen investor saat ini lebih aktif mengelola kekayaan dan mengubah strategi investasi sesuai dengan tantangan ekonomi.
Baca juga: Kementerian Keuangan Panggil 69 Pegawainya yang Miliki Harta Kekayaan Tidak Wajar
Berdasarkan laporan Wealth Expectancy Report 2022, sebanyak 52 persen investor di Indonesia berharap dapat meningkatkan investasi di sektor berkelanjutan di tahun ini. Menurut Meru, Standard Chartered juga berupaya untuk memberikan produk keuangan holistik, berorientasi gaya hidup, dan berkelanjutan.
"Dan sejalan dengan komitmen dan aspirasi keberlanjutan kami di tingkat global, Standard Chartered kini juga menawarkan serangkaian pilihan produk berprinsip keberlanjutan di portofolio kami," tuturnya.