Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pembangunan Smelter Tembaga Dinilai Dapat Menguntungkan Ekonomi Daerah

Juru Bicara PSI, Kokok Dirgantoro mengatakan, pembangunan dua smelter baru ini akan melengkapi dua smelter  yang lebih dulu beroperasi. 

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Pembangunan Smelter Tembaga Dinilai Dapat Menguntungkan Ekonomi Daerah
Dok PSI
Koordinator Juru Bicara DPP PSI, Kokok Dirgantoro. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendukung langkah pemerintah dalam mendorong pembangunan fasilitas pemurnian tembaga atau smelter guna mendukung program hilirisasi.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendukung langkah pemerintah dalam mendorong pembangunan fasilitas pemurnian tembaga atau smelter guna mendukung program hilirisasi. 

Seperti diketahui, saat ini Indonesia tengah membangun dua smelter tembaga baru berkapasitas total 1,9 juta ton yang berlokasi di Sumbawa dan Gresik, Jawa Timur.

Juru Bicara PSI, Kokok Dirgantoro mengatakan, pembangunan dua smelter baru ini akan melengkapi dua smelter  yang lebih dulu beroperasi.

Baca juga: BKPM: Industri Smelter Banyak Dikuasai Pemain Asing karena Perbankan Belum Serius Masuk

Sebelumnya telah ada smelter milik PT Smelting di Gresik, Jawa Timur serta Smelter Batutua. Sementara produksi tahunan konsentrat tembaga yang mencapai 4 juta ton per tahun tak bisa diserap keseluruhan mengingat volume kapasitas smelter nasional hanya berada di angka 1,3 juta ton dari dua unit smelter ini.

"Info yang kami dapatkan, ada dua smelter tembaga yang saat ini masih dalam proses konstruksi yaitu smelter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara PT Freeport Indonesia," jelas Kokok, Jumat (10/3/2023) 

Smelter diproyeksikan selesai dibangun akhir tahun 2024 dengan kapasitas input sebesar 900.000 ton. 

Berita Rekomendasi

Smelter milik PT Freeport Indonesia memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun.  Produk yang dihasilkan adalah katoda tembaga yang mencapai 600 ribu ton. Smelter ini ditargetkan beroperasi di semester pertama 2024.

"Tentunya upaya swasta ini perlu diapresiasi. PSI berharap pemerintah memberikan dukungan terhadap pembangunan smelter dan bisnis perusahaan tersebut," ujar Kokok.

Dalam kesempatan yang sama, Kokok meminta agar keberadaan smelter memberikan dampak ekonomi terutama bertambahnya lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi wilayah.

"Kami meminta keberadaan smelter ini nantinya tidak hanya mampu mendongkrak produksi industri bernilai tambah secara nasional, namun juga membawa manfaat ekonomi yang dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat dan wilayah seputar proyek sehingga pelibatan masyarakat dan pelaku usaha lokal dalam kegiatan operasional perlu menjadi perhatian bersama. Kami juga mendorong pemerintah daerah meningkatkan kapasitas SDM lokal sehingga kebutuhan tenaga kerja proyek smelter dapat dipenuhi oleh tenaga kerja dari wilayah sekitar proyek," jelas Kokok. 

Pemerintah secara tegas menjadikan program hilirisasi sebagai salah satu program unggulan dan prioritas demi meningkatkan nilai tambah komoditas yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas. 

Selain program hilirisasi juga ditujukan untuk mengurangi ekspor bahan mentah dan membangun berbagai ekosistem industri logam, mineral, dan mendorong pengembangan lanjutan dari industri otomotif seperti kendaraan listrik.

“Semangat hilirisasi ini haruslah disambut semua pemangku kepentingan baik BUMN dan swasta. Dengan demikian, setelah diolah menjadi katoda, hasil tambang tembaga ini dapat dimanfaatkan di dalam negeri. Apalagi, kendaraan listrik dan baterainya, yang sedang dikembangkan pemerintah, memerlukan banyak tembaga,” ujar Kokok.

Baca juga: Airlangga Hartarto Apresiasi Progres Konstruksi Smelter Manyar Freeport di Gresik Sesuai Target

Hingga Desember 2022, realisasi pembangunan dua smelter tembaga baru milik PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara telah dilaporkan mencapai lebih dari 50 persen. 

Diharapkan pada akhir 2023, Indonesia akan memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian tambahan yang dapat memaksimalkan nilai tambah tambang mineral terhadap perekonomian nasional. 

Pemerintah juga tengah gencar meminta dukungan dari berbagai pihak seperti sektor perbankan dan keuangan dalam hal pembiayaan pembangunan smelter dan fasilitas pendukung lainnya. Sebab, dukungan dan keikutsertaan perbankan serta Lembaga Keuangan menjadi bagian penting dalam rangka menyukseskan program hilirisasi.

“Dengan banyaknya dukungan dari semua pihak terhadap program hilirisasi ini, diharapkan akan memberikan nilai tambah bagi negara yang juga berarti akan memberikan pemasukan yang lebih tinggi pada negara. Selain itu, juga program hilirisasi juga diharapkan dapat menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, dan membuat Indonesia dapat menjadi pemain utama dengan skala global di sektor hasil tambang dan sumber daya alam,” papar Kokok.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas