Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kolaborasi Indonesia dan Vietnam Untuk Kedepankan Sentralitas ASEAN sebagai Episentrum Pertumbuhan

Langkah Indonesia dalam mewujudkan Sentralitas ASEAN telah dilakukan lewat berbagai upaya, salah satunya melalui ASEAN Business Advisory Council.

BizzInsight
zoom-in Kolaborasi Indonesia dan Vietnam Untuk Kedepankan Sentralitas ASEAN sebagai Episentrum Pertumbuhan
Istimewa
ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) di bawah kepemimpinan Arsjad Rasjid selaku Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melakukan roadshow ke Vietnam pada 12-14 Maret 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, memiliki ASEAN sebagai wadah untuk saling berkolaborasi satu sama lain. Salah satunya adalah di bidang perekonomian. 

Sebagai salah satu negara pendiri ASEAN, Indonesia memiliki peranan besar dalam upaya memajukan kawasan. Terlebih, Indonesia saat ini juga dipercaya untuk menjabat keketuaan ASEAN di tahun 2023.

Salah satu yang menjadi fokus Indonesia adalah Sentralitas ASEAN (ASEAN Centrality), yang memandang ASEAN sebagai inti atau tumpuan kerja sama regional di Asia-Pasifik yang lebih luas, termasuk juga dalam bidang ekonomi.

Langkah Indonesia dalam mewujudkan Sentralitas ASEAN telah dilakukan lewat berbagai upaya, salah satunya melalui ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), yang dipimpin oleh Arsjad Rasjid selaku Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Baru-baru ini, ASEAN-BAC melanjutkan roadshownya ke Vietnam pada 12-14 Maret 2023. Roadshow kali ini bertujuan untuk mempromosikan integrasi dan kerja sama ekonomi kawasan untuk memajukan ASEAN Centrality. 

Dorong Vietnam untuk berpartisipasi dalam 5 prioritas dan 8 legacy projects 

kerja sama ekonomi indonesia dan vietnam
ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) di bawah kepemimpinan Arsjad Rasjid selaku Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melakukan roadshow ke Vietnam pada 12-14 Maret 2023.

Misi roadshow ke Vietnam ini adalah mendorong para pelaku bisnis dan pemerintah Vietnam untuk ikut berpartisipasi dalam lima prioritas dan delapan legacy projects, yang meliputi kerja sama perdagangan regional, pembangunan berkelanjutan, transformasi digital, ketahanan pangan, ketahanan kesehatan dan yang terbaru, ASEAN Business Entity. 

Berita Rekomendasi

Salah satu ruang lingkup legacy terbaru tersebut adalah membangun dan meningkatkan investasi intra-ASEAN yang lebih kuat melalui pemberian insentif terhadap perusahaan yang beroperasi di kawasan ASEAN untuk menciptakan ekosistem usaha yang terintegrasi antar negara-negara ASEAN. 

Pada saat penyelenggaraan roadshow, Arsjad dan para delegasi bisnis ASEAN-BAC Kadin juga bertemu dengan para pemangku kepentingan, termasuk Vietnam Central Bank, Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Ketua Komite Rakyat Kota Thu Duc, Kota Ho Chi Minh, Ketua Vietjet, Perusahaan Mekanik Transportasi Saigon dan Vietnam Chambers of Commerce. 

Adapun hal-hal yang dibahas berpusat pada kolaborasi legacy ASEAN-BAC, seperti ASEAN QR Code dan Inclusive Closed Loop, serta percepatan pengembangan sektor-sektor utama yang juga disoroti Presiden Joko Widodo. Seperti pembangunan infrastruktur, energi terbarukan, teknologi tinggi dan transformasi digital. 

Lewat penyelenggaraan Roadshow ini, ASEAN-BAC beserta para stakeholders menyetujui penyelenggaraan forum promosi bisnis dan perdagangan Indonesia-Vietnam, yang merupakan bagian dari kegiatan menuju ASEAN Business Investment Summit dan ASEAN Business Awards. 

Nantinya forum ini akan berfungsi sebagai wadah untuk mengidentifikasi sektor-sektor utama untuk kerja sama antar kedua negara juga mempromosikan proyek-proyek hijau yang diharapkan dapat menarik minat para pelaku bisnis serta menghasilkan kemitraan yang nyata. 

Penguatan kerja sama Indonesia-Vietnam

Perlu diketahui, Indonesia dan Vietnam sendiri memang memiliki peran penting dalam memperluas posisi ASEAN sebagai pemegang kunci ekonomi global, mengingat jika digabungkan, PDB kedua negara ini melebihi 60 persen dari total PDB kawasan. 

Kontribusi Vietnam dalam pembangunan ekonomi Asia Tenggara berkaitan erat dengan lingkungannya yang ramah bisnis, posisi negara yang strategis, perluasan pasar domestik, dan tingkat pertumbuhan PDB tahunan rata-rata yang mengesankan, yaitu sebesar lebih dari 6 persen sejak 1986. 

Partisipasi proaktif Vietnam dalam prakarsa ekonomi ASEAN, seperti sebagai Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), turut menunjukkan komitmen negara tersebut untuk memperkuat integrasi dan kerja sama ekonomi di kawasan. 

Peranan ini turut diperkuat dengan kerja sama di antara kedua negara yang telah berlangsung sejak lama. Vietnam dan Indonesia telah menjalin kemitraan di berbagai sektor seperti pembangunan pedesaan, pemanfaatan batu bara dan gas, serta kerja sama hukum. Vietnam pun berada di urutan ke-11 di antara mitra dagang utama Indonesia dengan volume perdagangan sebesar USD14 miliar di tahun 2022 lalu.

“Karena kedua negara memainkan peran penting di kawasan ASEAN, kemitraan berkelanjutan Indonesia dan Vietnam dalam konektivitas ekonomi memainkan peran yang sangat penting untuk memperluas posisi kawasan ini sebagai pemain ekonomi global utama. Dengan letaknya yang strategis di peta Indo-Pasifik, ASEAN berpotensi menjadi ‘magnet’ pertumbuhan global selanjutnya,” kata Arsjad.  

Menurut Ketua Alternatif ASEAN-BAC, Bernardino Vega, Indonesia dan Vietnam juga sudah sering melakukan pertukaran delegasi dan telah menandatangani sejumlah kesepakatan dan perjanjian kerja sama. 

Tak hanya itu, perusahaan Indonesia pun telah berinvestasi secara signifikan di Vietnam dengan 106 proyek investasi valid senilai $638,9 juta. Lalu, terdapat lebih dari 40 perusahaan Indonesia yang beroperasi di Vietnam untuk memproduksi berbagai barang dan jasa, baik untuk pasar maupun ekspor Vietnam

Vietnam juga sudah melakukan investasi sejumlah $59 juta dalam 17 proyek di Indonesia dalam industri perdagangan, teknologi informasi dan pertanian. Selanjutnya, pada Desember 2022, Indonesia dan Vietnam telah mengumumkan penetapan batas Zona Ekonomi Eksklusif berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, dengan saling menghormati hak ekonomi masing-masing.

Dalam rangka mendorong penguatan kawasan ASEAN, kerja sama Indonesia-Vietnam akan terus berlanjut ke depannya. 

“Kami percaya bahwa terdapat beberapa peluang ekonomi potensial yang dapat dijajaki antara kedua negara, yang juga dapat berkontribusi dalam penguatan kawasan ASEAN,” ujar Bernardino.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas