Tegas, Bos Pertamina Sebut Buffer Zone di Depo Plumpang Harus Segera Dibenahi
Untuk itu, lanjut Nicke, solusi terbaik dan terdekat saat ini adalah pembangunan sekaligus pembenahan buffer zone dilokasi tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, pembangunan buffer zone atau zona jarak aman antara depo BBM dan pemukiman warga di Plumpang, Jakarta Utara, harus segera dibenahi.
Menurutnya, ada sejumlah alasan dari urgensi pembangunan buffer zone.
Pertama, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terulangnya insiden kebakaran yang memakan banyak korban, di mana hal tersebut telah terjadi pada 3 Maret 2023.
Baca juga: Kereta Api di Maros Ditarik ke Depo untuk Diperbaiki Usai Tabrak 2 Ekor Sapi
Yang kedua, pemindahan atau relokasi depo Plumpang tidak bisa dilakukan secara mendadak.
Hal ini dikarenakan depo tersebut bagian objek vital yang memenuhi kebutuhan 790 SPBU di 19 Kabupaten/Kota.
Untuk itu, lanjut Nicke, solusi terbaik dan terdekat saat ini adalah pembangunan sekaligus pembenahan buffer zone dilokasi tersebut.
"Kalau ini tiba-tiba kita off-kan maka value chain tadi akan putus sehingga akan mengganggu distribusi. Jadi, agar tetap beroperasi (depo Plumpang) maka pembangunan buffer zone ini penting," ucap Nicke dalam rapat bersama Komisi VI DPR-RI di Jakarta, (14/3/2023).
"Oleh karena itu agar masyarakat aman dan suplai BBM aman maka pembangunan buffer zone menjadi suatu hal yang urgen untuk dilakukan," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nicke juga mengungkapkan, hingga hari ini pihaknya masih belum bisa memberikan kepastian penyebab terbakarnya depo atau Terminal BBM (TBBM) di Plumpang, Jakarta Utara.
Baca juga: Dua Tahun Lalu Direksi Pertamina Sudah Diingatkan, Sebelum Terjadi Depo Plumpang Terbakar
Saat ini investigasi masih terus dilakukan oleh sejumlah elemen seperti jajaran aparat Kepolisian hingga Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Mengenai peneyebab kebakaran masih dilakukan investigasi, dari aparat penegak hukum, dari Dirjen Migas Kementerian ESDM dan tentunya Pertamina sendiri," ucap Nicke.
Ia pun mengatakan, apabila nantinya hasil investigasi sudah keluar, ia berjanji untuk segera mempublikasikannya.
"Nah hasil investigasi belum keluar. Tentu nanti kalau sudah ada akan kami sampaikan di forum lain," pungkasnya.