Profil Silicon Valley Bank yang Bangkrut dan Mengguncang Perbankan Global
Silicon Valley Bank menghadapi krisis modal akibat sikap agresif The Fed dalam menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi Amerika Serikat yang meroket
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Imbas kenaikan suku bunga ini, harga atau nilai obligasi SVB serta bank-bank lain terkikis.
Selain itu, suku bunga yang naik menyebabkan aktivitas belanja menurun sehingga pemodal ventura berhenti memberikan pendanaan ke perusahaan teknologi.
Akibatnya, perusahaan teknologi berlomba-lomba menarik deposito yang mereka simpan di SVB guna membayar biaya operasional.
Sayangnya, SVB tidak memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi kebutuhan itu lantaran telah digunakan untuk investasi dalam obligasi jangka panjang. Bank ini akhirnya mulai menjual obligasi mereka senilai 21 miliar dolar AS.
SVB harus menanggung kerugian setelah pajak sebesar 1,8 miliar dolar AS usai penjualan obligasi tersebut. Bank itu kemudian berencana menjual saham baru senilai 2,25 miliar dolar AS guna menanggulangi kerugian.
Pengumuman penjualan saham senilai 1,75 miliar dolar AS diumumkan pada 8 Maret 2023. Sehari berikutnya, SVB mencoba meyakinkan nasabah jika uang mereka aman setelah aksi jual obligasi dan saham untuk meningkatkan modal.
Meski begitu, pernyataan SVB tidak dapat mengurangi kekhawatiran nasabah dan memicu bank run atau penarikan dana besar-besaran dalam waktu cepat oleh nasabah.
Imbas aksi bank run yang dilakukan nasabah, saham SVB jatuh lebih dari 60 persen hanya dalam kurun waktu 48 jam. Kolapsnya SVB menjadi tanda peringatan ekonomi AS berada di dalam bahaya.
Perusahaan-Perusahaan yang Simpan Dana di SVB
Keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) telah mengguncang pasar global dan menyebabkan simpanan serta aset miliaran dollar AS milik perusahaan dan investor terlantar.
Produsen perangkat streaming, Roku Inc, mengungkapkan sekitar 487 juta dolar AS dari 1,9 miliar dolar AS dana simpanan perusahaan berada di Silicon Valley Bank. Roku mengaku sebagian besar simpanannya di bank itu tidak diasuransikan.
“Simpanan perusahaan dengan SVB sebagian besar tidak diasuransikan. Saat ini, perusahaan tidak tahu sejauh mana perusahaan dapat memulihkan kas yang disimpan di SVB," kata Roku Inc., dikutip dari CNN.
Namun, Roku mengatakan memiliki cukup kas dan arus kas dari operasi untuk "memenuhi modal kerja, belanja modal, dan kebutuhan kas material dari kewajiban kontraktual yang diketahui selama 12 bulan ke depan dan seterusnya."
Pembuat gim video Roblox mengatakan dalam pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), sekitar 5 persen dari 3 miliar dolar AS uang tunai telah disimpan di SVB.