Dihantui Tantangan Global, Industri Asuransi Nasional Masih Bisa Tumbuh, Ini Pandangan IFG
industri asuransi dalam negeri memiliki prospek yang menjanjikan dan diproyeksikan akan tetap tumbuh di 2023.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Financial Group (IFG) atau Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan mengungkapkan, industri asuransi dalam negeri memiliki prospek yang menjanjikan dan diproyeksikan akan tetap tumbuh di 2023.
Meskipun terdapat bayang-bayang resesi ekonomi yang akan menjadi tantangan. Karena diketahui, industri asuransi memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap stabilitas pertumbuhan ekonomi global dan nasional.
Baca juga: IFG Life Cetak Premi Rp 1,2 Triliun Sepanjang 2022
Senior Research Associate IFG Progress Ibrahim Kholilul Rohman mengatakan, optimisme ini terlihat dari adanya sejumlah peluang yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Kendati demikian, penetrasi sektor asuransi dinilai masih relatif kecil di Indonesia, dengan tingkat penetrasi yang tidak lebih dari 4 persen atau lebih tepatnya hanya mencapai 3,13 persen pada akhir tahun 2021.
Ibrahim juga mengatakan, salah satu pendorong utama pertumbuhan industri asuransi dalam negeri adalah adanya perbaikan dari sisi regulasi dengan hadirnya Undang-Undang Cipta Kerja khususnya P2SK untuk sektor keuangan.
"UU tersebut memberi prioritas pada pengembangan industri asuransi dan dana pensiun melalui berbagai inovasi, memperkuat pengawasan, dan mendukung asuransi dan dana pensiun sebagai salah satu sumber alternatif pembiayaan yang menjanjikan bagi pembangunan," ucap Ibrahim di Kantor IFG, Jakarta, Selasa (21/3/2023).
Baca juga: IFG dan 8 BUMN Dana Pensiun Teken Kerjasama Pengelolaan Dana Investasi
Di sisi lain, pemanfaatan digitalisasi dalam melakukan pemasaran produk asuransi kepada masyarakat bakal mendorong peningkatan penetrasi asuransi di tengah masyarakat.
Dengan digitalisasi, masyarakat jadi lebih mudah memahami dan mengakuisisi berbagai produk asuransi yang ditawarkan.
Salah satu sektor yang cukup menjanjikan adalah bertumbuhnya ekonomi berbasis digital melalui hadirnya marketplace, yang mendorong adanya transaksi digital.
Ke depan, lanjut Ibrahim, kebutuhan akan hadirnya asuransi yang menjamin transaksi tersebut akan makin meningkat bersamaan dengan risiko yang tumbuh sejalan dengan makin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat untuk berbelanja online.
Di sisi lain, pasar asuransi dari segmen UMKM juga masih terbuka lebar.
Baca juga: Asuransi Jasindo Lakukan PHK, IFG: Terpenting Prosesnya Sesuai Koridor Hukum
Pemerintah saat ini terus memberikan dukungan bagi UMKM melalui penyaluran kredit usaha rakyat dan pemulihan ekonomi nasional, yang dari tahun ke tahun terus meningkat.
Penyaluran dukungan pemerintah itu membutukan garansi melalui perusahaan asuransi, di samping kesadaran individual pelaku UMKM untuk membeli produk asuransi lainnya dalam menjamin risiko usahanya.
“Dengan kondisi ekonomi yang stabil hingga kuartal pertama tahun ini dan tidak ada sentimen negatif yang signifikan di sepanjang tahun ini, pertumbuhan industri asuransi dalam negeri diperkirakan akan terus meningkat," papar Ibrahim.
"Bercermin dari prospek pertumbuhan pendapatan premi, peningkatan pendapatan investasi karena memulihnya kondisi capital market Indonesia dan semakin termoderasinya tingkat klaim secara umum akibat situasi ekonomi nasional yang mulai stabil, bahkan cenderung bertumbuh positif,” pungkasnya.