Logitech PHK 300 Pekerja Imbas Kemerosotan Pasar Gadget
Logitech International SA mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 300 staf dari total karyawan di seluruh kantor cabang.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SWISS – Perusahaan pembuat keyboard, webcam, dan aksesori komputer asal Swiss, Logitech International SA, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 300 staf dari total karyawan di seluruh kantor cabang.
Mengutip dari Reuters, pemangkasan kali ini dilakukan Logitech setelah Chief Executive Officer Bracken Darrell merilis sebuah memo internal kepada para staf perusahaan pada Kamis (23/3/2023).
Dalam pengumuman tersebut Darrell mengatakan, PHK yang dilakukan Logitech merupakan strategi agar perusahaan dapat memangkas biaya tinjauan operasi tahunan ditengah menurunnya permintaan perangkat gadget dan PC akibat kontraksi pasar global.
“Dampak negatif lingkungan ekonomi makro yang lebih luas telah mempengaruhi permintaan konsumen yang lebih rendah ditengah membengkaknya pengeluaran perusahaan, alasan tersebut yang membuat Logitech memangkas prospeknya untuk tahun ini," kata Darrell dalam laporan Januari.
Sebelum mengalami kemunduran, selama pandemic Covid -19 di tahun 2020 Logitech melaporkan adanya kenaikan sebesar 13,6 persen dalam penjualan unit perangkatnya.
Hal ini dikarenakan banyaknya orang di dunia menggunakan produk Logitech seperti webcam, keyboard, mouse serta perangkat konferensi video dan perangkat lunak lainnya untuk mendukung pekerjaan mereka dari rumah.
Lonjakan tersebut bahkan membuat penjualan Logitech pada kuartal keempat 2020 naik menjadi 709,2 juta dolar, berbanding jauh dengan tahun sebelumnya yang hanya memperoleh 624,3 juta dolar.
"Konferensi video, bekerja dari jarak jauh, membuat dan mengalirkan konten, dan bermain game adalah tren sekuler jangka panjang yang mendorong bisnis kami, Pandemi tidak mengubah tren ini, itu telah mempercepat mereka," kata Darrell dalam sebuah pernyataanya di tahun 2020.
Baca juga: Amazon Kembali PHK 9.000 Karyawan demi Pangkas Biaya Operasional
Namun momentum itu telah hilang sepenuhnya usai perusahaan besar mencabut kebijakan work from home atau bekerja dari rumah, menyusul diberlakukannya penghapusan pembatasan sosial di sejumlah negara.
Kondisi ini kian diperparah dengan munculnya inflasi yang tinggi sehingga menahan konsumen untuk berbelanja.
Imbas dari serangkaian tekanan itu pendapatan operasional non-GAAP Logitech dalam tiga bulan terakhir di 2023 merosot sebesar 600 juta dolar AS.
Baca juga: Tolak PHK, Ratusan Karyawan Google Ngamuk Gelar Mogok Kerja
“Beban inflasi dan perlambatan ekonomi yang sedang berlangsung pada konsumen akan terus berdampak ke Logitech dalam beberapa kuartal mendatang,” ujar Darrell.
Meski Logitech masih memiliki 8.200 karyawan per Maret 2022, namun adanya PHK massal ini semakin memberikan isyarat pada dunia bahwa industri teknologi kini tengah diguncang kemerosotan tajam.