The Fed Kembali Kerek Suku Bunga 25 Bps di Tengah Gejolak Industri Perbankan AS
The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase atau 25 basis poin (Bps) pada Rabu (22/3/2023) kemarin.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase atau 25 basis poin (Bps) pada Rabu (22/3/2023).
Namun, The Fed mengindikasikan akan menghentikan kenaikan lebih lanjut di tengah gejolak yang terjadi baru-baru ini di pasar keuangan yang didorong oleh jatuhnya dua bank AS.
Melansir dari Reuters, langkah The Fed dalam pertemuan semalam menetapkan suku bunga berada di kisaran 4,75 persen hingga 5,00 persen, dengan proyeksi yang diperbarui menunjukkan 10 dari 18 pembuat kebijakan The Fed masih memperkirakan suku bunga akan kembali naik seperempat poin persentase pada akhir 2023.
Dalam perubahan penting yang didorong oleh kegagalan mendadak Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank pada bulan ini, pernyataan kebijakan terbaru The Fed tidak lagi mengatakan "kenaikan berkelanjutan" dalam suku bunga.
Ungkapan tersebut sudah ada di setiap pernyataan kebijakan The Fed sejak keputusan bank sentral AS memulai siklus kenaikan suku bunga pada 16 Maret 2022.
Ketua The Fed Jerome Powell membuka konferensi pers pasca-pertemuan dengan memberikan sambutan yang berfokus pada krisis perbankan yang menghantam baru-baru ini.
Powell terlihat berusaha meyakinkan para deposan, konsumen, dan pelaku bisnis bahwa sistem perbankan AS "dalam kondisi baik", setelah serentetan tindakan yang telah diambil oleh bank sentral dan regulator lainnya pada dua minggu lalu.
"Tindakan ini menunjukkan bahwa semua tabungan deposan dalam sistem perbankan aman," kata Powell.
Gejolak yang terjadi di industri perbankan mungkin akan berdampak pada pertumbuhan dan prospek ekonomi, tambah Powell, dengan kejadian baru-baru ini kemungkinan akan menghasilkan kondisi kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan pelaku bisnis.
Baca juga: Miliarder AS Elon Musk dan Bill Ackman Desak The Fed Berhenti Kerek Suku Bunga Acuan
Powell membeberkan efek tersebut dengan mengatakan, tepat untuk melanjutkan kenaikan suku bunga pada pertemuan ini, tetapi dia tidak lagi mengatakan kenaikan suku bunga yang "sedang berlangsung" adalah langkah yang tepat.
Imbal hasil obligasi Treasury AS turun setelah perilisan pernyataan tersebut. Yield US Treasury tenor 2 tahun, yang sangat sensitif terhadap ekspektasi suku bunga The Fed, turun lebih dari 20 basis poin di sesi tersebut.
Saham AS, yang awalnya melonjak setelah rilis pernyataan kebijakan The Fed, bergerak lebih rendah saat Powell memberikan pernyataan, dengan indeks acuan S&P 500 turun sekitar 0,25 persen pada perdagangan sore hari.
Baca juga: Buntut Keruntuhan Silicon Valley Bank, The Fed Gelar Penyelidikan Internal
"The Fed telah ditakuti oleh Silicon Valley Bank dan gejolak perbankan lainnya. Mereka tentu menunjukkan hal itu sebagai potensi penekan inflasi, mungkin membantu mereka melakukan pekerjaan mereka tanpa harus menaikkan suku bunga secara agresif," kata ahli strategi portofolio senior di Ingalls & Snyder, Tim Ghriskey.