The Fed Kembali Kerek Suku Bunga 25 Bps di Tengah Gejolak Industri Perbankan AS
The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase atau 25 basis poin (Bps) pada Rabu (22/3/2023) kemarin.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
![The Fed Kembali Kerek Suku Bunga 25 Bps di Tengah Gejolak Industri Perbankan AS](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jerome-powell-the-fed-_.jpg)
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menetapkan kebijakan hanya mengatakan, "beberapa pengetatan kebijakan tambahan mungkin tepat dilakukan", membuka peluang adanya satu kali lagi kenaikan suku bunga seperempat poin persentase, yang diperkirakan terjadi pada pertemuan The Fed berikutnya.
Baca juga: The Fed Beri Sinyal Hawkish, Perbankan di AS Ramal Suku Bunga Naik 6 Persen Pekan Ini
Meskipun pernyataan kebijakan The Fed mengatakan sistem perbankan AS "sehat dan tangguh", ank sentral AS juga mencatat tekanan baru-baru ini di sektor perbankan "kemungkinan akan menghasilkan kondisi kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis dan membebani aktivitas ekonomi, perekrutan, dan inflasi".
The Fed VS Inflasi AS
Pernyataan kebijakan tersebut tidak membuat anggapan bahwa The Fed telah memenangkan pertempuran melawan inflasi.
Dalam pernyataan barunya, The Fed menghilangkan kalimat yang mengatakan inflasi "telah mereda" dan menggantinya dengan deklarasi bahwa inflasi "tetap tinggi".
Sementara menurut The Fed, data Tenaga Kerja AS tetap "kuat".
Para pejabat The Fed memproyeksikan tingkat pengangguran pada akhir tahun ini mencapai 4,5 persen, sedikit di bawah proyeksi pada Desember sebesar 4,6 persen.
Sementara prospek pertumbuhan ekonomi AS turun sedikit menjadi 0,4 persen dari 0,5 persen pada proyeksi sebelumnya. Inflasi sekarang terlihat berada di kisaran 3,3 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan 3,1 persen pada proyeksi terakhir.
Hasil dari pertemuan kebijakan The Fed selama dua hari terakhir menandai reposisi tiba-tiba dari strategi bank sentral yang terjadi hanya dua minggu lalu, ketika Powell bersaksi di Kongres AS bahwa inflasi yang lebih panas dari perkiraan kemungkinan akan memaksa bank sentral menaikkan suku bunga lebih tinggi dan mungkin "lebih cepat dari yang diperkirakan".
Runtuhnya SVB yang berbasis di California pada 10 Maret dan runtuhnya Signature Bank yang berbasis di New York pada 12 Maret lalu, menyoroti kekhawatiran yang lebih luas tentang kesehatan sektor perbankan, dan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi menuju krisis keuangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.