Pacu Prapenjualan 2023, Lippo Village Jadi Andalan LPKR
Lippo Village menjadi kontributor terbesar dengan kontribusi sebesar 37%, diikuti oleh Lippo Cikarang sebesar 29%.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengandalkan proyek yang dikembangkan di kota mandiri Lippo Village, Tangerang, untuk mengejar target pra penjualan sebesar Rp4,9 triliun pada tahun 2023.
Seperti diketahui LPKR, yang perusahaan real estat dan layanan kesehatan terkemuka di Indonesia ini, berhasil membukukan pra penjualan Rp 4,76 triliun pada tahun 2022.
Dari sisi kontribusi penjualan berdasarkan lokasi, Lippo Village menjadi kontributor terbesar dengan kontribusi sebesar 37 persen, diikuti oleh Lippo Cikarang (29%), dan berbagai proyek di kota lainnya.
Baca juga: LPKR Targetkan Marketing Sales Tumbuh Rp4,9 Triliun pada 2023
Pada tahun 2022, pra penjualan LPKR di tingkat holding sebesar Rp 3,39 triliun, terutama didorong oleh Cendana Homes Series di Lippo Village, dengan total Rp1,35 triliun atau setara dengan 40% dari total penjualan di tingkat holding.
Kinerja LPKR juga didukung penjualan kavling Rp 865 miliar di 7 lokasi, proyek perumahan di Makassar sebesar Rp 319 miliar, penjualan inventaris gedung tinggi Rp294 miliar, dan lahan pemakaman San Diego Hills sebesar Rp205 miliar.
Di samping itu, anak usaha LPKR yaitu PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK), berhasil mencatatkan pra penjualan Rp1,37 triliun pada tahun 2022.
Dimana 68% berasal dari peluncuran proyek perumahan (terutama Waterfront Uptown Estates dan Cendana Spark) dan 25% dari penjualan kavling industri senilai Rp340 miliar.
Group CEO LPKR John Riady mengatakan bahwa LPKR telah menetapkan target panduan pra penjualan sebesar Rp4,9 triliun pada tahun ini.
Dimana sebagian besar akan didorong oleh produk residensial baru, termasuk proyek rumah tapak sampai dengan unit apartemen bertingkat rendah dan menengah di kawasan Lippo Village dan Lippo Cikarang.
"Kami juga terus mengamati faktor risiko makro dengan hati-hati yang dapat mempengaruhi penjualan pemasaran ke depan. Kami bangga dengan pencapaian kami di tahun 2022. Namun, perlu mengelola hambatan makro yang semakin menantang pada tahun 2023, termasuk tekanan inflasi dan meningkatnya lingkungan suku bunga, yang dapat menyebabkan melemahnya permintaan," tegas John.