HIPKA Dorong Pengusaha Manfaatkan Keuangan Syariah
Sistem keuangan syariah berperan penting dalam mendukung program pemulihan ekonomi Indonesia.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA) menilai, sistem keuangan syariah berperan penting dalam mendukung program pemulihan ekonomi.
Ketua Umum BPP HIPKA Kamrussamad mengatakan, sistem keuangan ini turut berperan mengurangi kemiskinan melalui pemberdayaan usaha atau ekonomi masyarakat.
"Hal ini disebabkan keuangan syariah yang memberi cara, kerangka yang mengatur aset dan transaksi berdasarkan prinsip keadilan dan ketulusan dan itu terlihat dari mekanisme pembiayaan risiko yang adil dalam pembiayaan syariah," kata Kamrussamad di sela-sela Safari Ramadhan 1444 H HIPKA di Jakarta belum lama ini.
Dalam kesempatan tersebut, tampak pengusaha HIPKA hadir antara lain Muhammad Rafil Perdana, Yana Aditya, George Edwin, Sharmilla, Sasha Tutoka, Eko Pambudi dan diikuti 11 Propinsi HIPKA yang memiliki Potensi Perkebunan industri sawit.
Sistem keuangan syariah ini juga sejalan dengan HIPKA yang memiliki tujuan antara lain untuk menjadi inkubator konglomerat muslim Indonesia.
Kamarussamad juga menegaskan HIPKA mendorong kolaborasi industri perbankan dan pembiayaan syariah dengan sektor usaha untuk meluaskan penciptaan lapangan pekerjaan.
"Kami mendorong supaya kolaborasi industri perbankan, industri pembiayaan yang berbasis syariah dengan sektor usaha yang dimiliki HIPKA agar bisa produktif dalam menggerakan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan,” tutur Kamarussamad.
Terkait penyelenggaraan Safari Ramadhan 1444 H tahun yang mengusung tema Bangkitkan Akses Keuangan Syariah akan diselenggarakan di enam kota yaitu Jakarta, Makassar, Palembang, Bandung, Semarang dan Surabaya.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Asuransi Konvensional dengan Asuransi Syariah
Sebelumnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI menyatakan, dengan jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai 87,2 persen, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sektor keuangan dan ekonomi syariah yang dapat memberikan kontribusi dalam mencapai target keuangan inklusif termasuk pengembangan keuangan syariah.
“Potensi keuangan syariah di Indonesia sangat besar. Ini terlihat dari perkembangan indeks inklusi keuangan yang meningkat didukung dengan total aset keuangan syariah.
Baca juga: Perbankan Syariah Cocok untuk Pembiayaan Infrastruktur Jalan Tol dan Pembangkit Listrik
Selain itu juga didukung penyaluran KUR Syariah dan jumlah debitur syariah yang terus meningkat,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso.
Saat ini, Indonesia telah naik ke peringkat 4 dari peringkat 5 dunia dalam hal pengembangan keuangan syariah setelah Malaysia, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Sementara, aset keuangan syariah di Indonesia menempati peringkat 7 dunia dengan total aset sebesar 99 miliar dolar AS.
"Beberapa peluang yang diidentifikasi sebagai enabler dalam pengembangan keuangan syariah antara lain pertumbuhan keuangan sosial melalui zakat dan wakaf, tokenisasi sukuk, digitalisasi dan pengembangan Islamic Fintech, regulasi keuangan syariah dan investasi Berdampak (ESG)," katanya.