Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ledakan Berulang di Kilang Pertamina, Empat Poin Harus Jadi Perhatian Direksi

Kasus ledakan di kilang Pertamina Internasional RU II di Kota Dumai, Provinsi Riau, Sabtu (1/4/2023) malam membuat banyak kalangan prihatin.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ledakan Berulang di Kilang Pertamina, Empat Poin Harus Jadi Perhatian Direksi
dok. Pertamina
Kilang Pertamina di Dumai, Riau. Perlu investigasi apakah ada faktor "internal human error" dalam manajemen infrastruktur migas di kasus ledakan di kilang Pertamina Internasional RU II di Kota Dumai, Provinsi Riau, Sabtu (1/4/2023) malam 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebakaran yang kembali terjadi di kilang minyak Pertamina seperti terjadi di kilang Pertamina Internasional RU II di Kota Dumai, Provinsi Riau, Sabtu (1/4/2023) malam membuat banyak kalangan prihatin.

Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif CESS (Center for Energy Security Studies) Ali Ahmudi menyoroti empat poin terkait kecelakaan yang terus berulang ini.

Pertama,  apakah standar nasional dan internasional terkait pembangunan infrastruktur migas dan manajemen Pertamina sudah terpenuhi atau belum.

"Terkait ini, perlu ada audit menyeluruh di semua unit kerja PT Pertamina (Persero), termasuk PT KPI yang mengoperasikan kilang-kilang minyak," kata Ali kepada Tribunnews, Minggu (2/4/2023).

Kedua, jika poin pertama terpenuhi, ia menyebut perlu diinvestigasi apakah ada faktor "internal human error" dalam manajemen infrastruktur migas.

"Perlu dilakukan investigasi terkait manajemen dan penerapan SOP HSE (Health, Safety & Environment) di seluruh unit usaha PT Pertamina," ujar Ali.

Berita Rekomendasi

Ketiga, jika poin pertama dan kedua terpenuhi dengan baik, ia mengatakan perlu ada audit teknologi di seluruh infrastruktur migas nasional, khususnya PT Pertamina.

"Hal itu guna mengevaluasi adanya 'gap technology' dengan industri sejenis di negara lain," kata Ali.

Keempat, jika poin pertama hingga ketiga terpenuhi dengan baik, ia menyebut perlu ada evaluasi terkait standar penerapan pengamanan Obyek Vital Nasional (Ovitnas) untuk mengantisipasi gangguan pihak eksternal (teroris, maling, garong, dll).

Baca juga: Kilang Dumai Meledak, DPR Minta Pertamina Audit Seluruh Fasilitas Kilang

"Tinggal dilihat pada bagian mana dan seberapa besar tingkat kesalahannya. Penerapan poin 1, 2, 3 & 4 sepenuhnya menjadi tanggung jawab manajemen PT Pertamina. Tinggal dilakukan evaluasi dan investigasi di level dan unit mana proses itu tidak berjalan," ujar Ali.

Jika ternyata pada level top manajemen ada yang lalai dan bekerja tidak profesional, Ali menyarankan harus ada sanksi dan tindakan tegas.

Baca juga: Korban Luka di Ledakan Kilang Pertamina Dumai Bertambah Jadi 9 Orang

"Semua keputusan harus berdasarkan hasil evaluasi dan investigasi yang transparan, adil dan solutif," kata Ali.

Terakhir, ia mengatakan audit SOP & Manajemen HSE merupakan suatu hal mutlak yang perlu dilakukan rutin secara berkala.

"Demikian pula dengan Audit Energi & Audit Teknologi, sangat penting untuk dilakukan secara rutin," ujar Ali.

Berikut Tribunnews telah rangkum dari beberapa sumber, sejumlah obyek vital Pertamina yang terbakar selama tiga tahun terakhir.

Kilang Pertamina Cepu

Pada 9 April 2020, kilang minyak di Cepu mengalami kebakaran pada pagi hari. Peristiwa tersebut membakar fasilitas Central Processing Plant (CPP) Gas Gundih, di Cepu, mengakibatkan gangguan di Thermal Oxidizer (TOX) yang mengeluarkan percikan api.

Tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut, tetapi Pertamina melakukan shut down sementara untuk proses stabilisasi.

Kilang Pertamina Balikpapan

Kilang milik PT Pertamina di Refinery Unit (RU) V Balikpapan, Kalimantan Timur, terbakar pada Jumat, 4 Maret 2022 di pagi hari.

Hydrocracker B merupakan bagian kilang yang mengalami kebakaran pada hari itu. Direktur Utama PT Kilang Pertamina International Djoko Priyono mengatakan kebakaran saat itu tidak membuat seluruh kilang berhenti beroperasi.

Kilang Pertamina Balongan

Kilang Minyak Balongan milik Pertamina terbakar pada Senin, 29 Maret 2021. Kebakaran ini meludeskan 400 ribu barel minyak di Refinery Unit (RU) VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat.

Diduga kebakaran yang terjadi pada tangki T-301 diakibatkan oleh sambaran petir yang mengakibatkan 29 orang mengalami luka ringan dan 6 lainnya mengalami luka berat karena terkena kebakaran.

Lalu pada 7 September 2022, kebakaran kembali terulang di kilang Pertamina Balongan. Kebakaran itu berlangsung pada pukul 23.40 di area tangki 107 Integrated Terminal BBM Balongan. Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut.

Kilang Pertamina Cilacap

Kilang yang satu ini mengalami kebakaran dua kali pada 2021 lalu. Pada 6 Juni, kebakaran terjadi pada tangka nomor 9 yang lokasinya jauh dari kompleks kilang lainnya. Total ada 50 petugas pemadam kebakaran (damkar) yang diturunkan.

Pada 13 November 2021, kebakaran kembali terjadi sekira pukul 19.10 WIB. Berdasarkan data yang diperoleh kebakaran terjadi di unit area kilang 36 T102 yang berisi pertalite.

Depo Pertamina Plumpang

Depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, mengalami kebakaran pada Jumat, 3 Maret 2023. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 20.20 WIB.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, peristiwa ini menyebabkan 33 orang meninggal dunia.

Kilang Pertamina Dumai

Ledakan terjadi di kilang minyak Pertamina Internasional RU II di Kota Dumai, Provinsi Riau pada Sabtu (1/4/2023) malam.

Jumlah korban terluka karena terkena pecahan kaca kini berjumlah 9 orang pekerja saat kilang Pertamina di Dumai meledak.

Setelah berhasil menanggulangi kejadian di area gas compressor, pada Sabtu (1/4/2023) pukul 22.54 WIB, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) Dumai kini beralih ke proses recovery kilang maupun warga terdampak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas