Arus Kendaraan di Lintasan Ketapang-Gilimanuk Diprediksi Meningkat, ASDP Siapkan KMP Jatra II
ASDP mengantisipasi lintasan Ketapang-Gilimanuk yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali pada masa angkutan Lebaran 2023.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengantisipasi lintasan Ketapang-Gilimanuk yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali pada masa angkutan Lebaran 2023.
Dalam rapat koordinasi bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Direktur Utama ASDP Indonesia Ira Puspadewi mengatakan lintasan ini diperkirakan akan mengalami peningkatan arus kendaraan dan penumpang.
Baca juga: ASDP Relokasi KMP Jatra II ke Lintasan LDF Ketapang-Lembar
"Lintasan Ketapang-Gilimanuk ini juga favorit kedua, mengingat selain arus mudik dari Bali ke Pulau Jawa, berbarengan juga dengan arus liburan ke pulau Dewata. Tidak hanya arus berangkat atau mudik, tetapi juga arus baliknya," ujar Ira dalam keterangannya, dikutip Minggu (9/4/2023).
Sebagai antisipasi, ASDP berencana untuk memobilisasi kapal berukuran besar yakni KMP Jatra II yang telah direlokasi dari Merak ke Ketapang.
Diketahui KMP Jatra II saat ini melayani layanan penyeberangan jarak jauh (long distance ferry/LDF) Ketapang-Lembar.
Ira mengatakan KMP Jatra II memiliki kapasitas muatan yang besar. Kapal ini mampu mengangkut penumpang sebanyak 200 orang dan lebih dari 2000 kendaraan bermotor.
"Sebagai antisipasi, kami sedang menyiapkan KMP Jatra II untuk mendukung arus mudik dan balik Ketapang-Gilimanuk. Kapasitas muatannya cukup besar, dengan bobot 3900 GT, mampu mengangkut penumpang sebanyak 200 orang, lalu mobil atau truk sebanyak 100 unit atau lebih dari 2000 unit sepeda motor," kata Ira.
Data mencatat, di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, puncak arus mudik Lebaran 2023 akan terjadi pada H-2 dengan jumlah produksi mencapai 19.827 unit kendaraan yang ekivalensinya setara dengan 11.222 unit kendaraan kecil.
Baca juga: Pemerintah Diminta Evaluasi Pembatasan Angkutan Logistik Selama Periode Angkutan Mudik Lebaran 2023
Prediksi produksi tersebut lebih tinggi +4,47 persen dari realisasi puncak mudik Lebaran 2022.
Adapun produksi puncak arus balik Lebaran 2023 di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang diprediksi akan terjadi pada H+2 dengan jumlah produksi mencapai 13.074 unit kendaraan yang ekivalensinya setara dengan 8.691 unit kendaraan kecil.
Prediksi produksi tersebut lebih tinggi +10,6 persen dari realisasi puncak balik Lebaran 2022.
ASDP Cabang Ketapang juga memastikan sarana dan prasarana pelabuhan telah siap dalam menghadapi layanan Angkutan Lebaran 2023, di mana 7 pasang unit dermaga dan 45 unit kapal siap operasi di lintasan ini.
Adapun kapasitas parkir yang tersedia total 1.264 kendaraan di Ketapang, serta 1.371 kendaraan di Gilimanuk.
Untuk antisipasi kendala antrean kendaraan roda dua yang memanjang, pihak ASDP berencana melakukan rekayasa jalan khusus truk dan sepeda motor.
Selain itu, juga sudah disiapkan sejumlah tenda di beberapa buffer zone dan area tampung, serta tollgate dengan jumlah yang memadai.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Hendro Sugiatno mengatakan, buffer zone perlu disiapkan dengan baik untuk mengantisipasi lonjakan penumpang.
“Kita harus bisa menata jangan sampai ada antrian yang begitu panjang dan upaya-upaya untuk menurunkan v/c ratio tolong dipedomani betul mana upaya yang benar-benar bisa menurunkan v/c ratio," katanya.
"Termasuk penggunaan 4 unit kapal yang akan disiapkan untuk mendukung pergerakan di Ketapang- Gilimanuk dan akan cepat menyedot pergerakan masyarakat,” ujar Hendro melanjutkan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.