Lewat Program Sejuta Sertifikasi Halal UMK, Menkop Targetkan Indonesia Sebagai Pusat Industri Halal
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut sertifikat halal perlu dievaluasi karena ada pihak yang masih memungut biaya dari itu.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menargetkan Indonesia sebagai pusat industri halal pada 2024 sekaligus sebagai kiblat industri fesyen dunia.
"Potensi tersebut harus dioptimalkan, bukan hanya sebagai target pasar utama, tapi juga pusat produsen halal dunia," kata Teten dalam keterangannya, dikutip Rabu (12/4/2023).
Pada acara Rapat Koordinasi Percepatan Sertifikasi Halal, Nomor Induk Berusaha (NIB), dan SNI Bina UMK, bagi Usaha Mikro, mantan Kepala Staf Kepresidenan itu mengatakan, saat ini pihaknya terus mendukung penuh program sejuta sertifikasi halal untuk UMK (Usaha Mikro dan Kecil).
Baca juga: Berdayakan UMKM, Aksi Jaringan Sandi Uno Bagikan Ratusan Takjil di Jakarta Barat
Maka dari itu, pihaknya bersama BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) terus bersinergi dalam upaya peningkatan kapasitas produksi makanan dan minuman halal hingga terbitnya sertifikasi halal.
Dalam kesempatan sama, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut sertifikat halal perlu dievaluasi karena ada pihak yang masih memungut biaya dari itu.
"Soal sertifikat halal juga di lapangan perlu dievaluasi karena ada yang masih dipungut biaya atau tidak gratis. Ada yang membayar hingga Rp6 juta. Padahal, kami selalu menggaungkan program ini gratis untuk pengurusannya. Itulah kondisi yang ada sekarang," ujar Bahlil.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga sempat mengatakan kalau Indonesia memiliki potensi pasar muslim dan modest fesyen sangat besar.
Setidaknya ada dua hal yang menjadi keyakinan bahwa Indonesia mampu berkiprah lebih besar lagi.
Pertama, populasi muslim dunia setara 25 persen total populasi dunia. Pada 2060, jumlahnya diprediksi meningkat menjadi 30 persen populasi global.
Kedua, daya beli produk modest fashion meningkat 6,1 persen dalam 4 tahun terakhir dan akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah konsumen atau populasi.