Dibeli Orang Kaya Eropa dan China, Penjualan Tas Hermes Naik 23 Persen di Q1 2023
Penjualan tas Hermes naik 23 persen di kuartal pertama tahun ini, karena produknya diborong pembeli kaya di China dan Eropa
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Penjualan tas Hermes naik 23 persen di kuartal pertama tahun ini, karena produknya diborong pembeli kaya di China dan Eropa meskipun dengan harga lebih tinggi di tengah gejolak pasar global.
Saham Hermes diperdagangkan 1 persen lebih tinggi pada perdagangan Jumat (14/4/2023) pagi. Sementara itu, kepala keuangan Hermes, Eric du Halgouet, mengatakan arus penjualan di toko di Amerika Serikat (AS) terus meningkat.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan saingan Hermes, LVMH, yang mengatakan pada awal pekan ini permintaan yang lebih lemah untuk fesyen, barang-barang kulit dan perhiasan di pasar AS.
"Apa yang kami lihat di Amerika Serikat secara global adalah peningkatan lalu lintas (toko), tren yang kami lihat di bulan April tetap menguntungkan, dengan, sekali lagi, lalu lintas yang sangat dinamis," kata Eric du Halgouet, yang dikutip dari Reuters.
"Kami jelas tetap waspada terhadap tren makro... tetapi kami belum melihat adanya perlambatan sejauh ini," sambungnya.
Analis Bernstein, Luca Solca, mengatakan pertumbuhan yang kuat di AS untuk Hermes, yang membukukan kenaikan 19 persen dalam penjualan di wilayah AS, dibandingkan dengan pertumbuhan 8 persen di AS untuk LVMH, merupakan hal yang patut diperhatikan.
"Hal ini menegaskan kemampuan superior Hermes untuk mengatasi tren permintaan yang kurang baik, dengan memanfaatkan keinginan akan merek yang tinggi dan daftar tunggu untuk produk-produk ikonik," ujar Solca.
"Eksposur kelas atas ke konsumen yang lebih kaya mungkin juga membantu," terangnya.
Sebagai salah satu pemain yang paling stabil di industri barang mewah, Hermes memiliki reputasi yang lebih baik dalam menghadapi masa-masa sulit dibandingkan para pesaingnya, berkat gaya klasiknya yang menarik para pembeli yang lebih tua dan lebih kaya, yang dianggap lebih kebal terhadap krisis ekonomi.
Baca juga: Penampakan Tas Hermes Krisdayanti Saat Blusukan ke Pasar, Harganya Rp 71 Juta, Limited Edition
Manajemen produksi dan stok yang cermat telah membantu mempertahankan aura eksklusivitas label ini, serta tas Birkin plus seharga 10 ribu dolar AS cenderung menghasilkan daftar tunggu dan terkadang dapat meningkatkan nilai jual kembali.
Sebagai bagian dari strateginya untuk meningkatkan produksi dengan laju sekitar 7 persen per tahun, Hermes pada pekan lalu membuka lokasi baru di Normandia yang membuat tas tangan Kelly, model yang dirancang pada 1920-an yang kemudian diasosiasikan dengan aktris Grace Kelly pada 1950-an.
Baca juga: Mengenal Tas Hermes Ratusan Juta, Koleksi Tas Mewah Milik Istri Rafael Alun yang Disita KPK
Hermes juga berinvestasi di pasar AS, di mana perusahaan ini menghasilkan 18 persen dari penjualan tahunannya pada tahun lalu, dengan menambah toko di Florida dan Texas serta di Madison Avenue di New York.
Penjualan grup ini untuk tiga bulan yang berakhir pada Maret mencapai 3,38 miliar euro atau sekitar 3,74 miliar dolar AS. Peningkatan sebesar 23 persen, dengan nilai tukar konstan, mengalahkan konsensus Visible Alpha yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 15 persen.
Dibandingkan dengan pesaingnya, penjualan Hermes di pasar China tidak terpengaruh penguncian Covid-19 yang merusak penjualan pada akhir tahun lalu. Hermes mencatat pendapatannya tumbuh 23 persen pada kuartal tersebut.
Baca juga: Nagita Slavina Minta Tas Hermes Rp200 Juta Miliknya Dilukis Cap Tangan Keluarga: Gua Suka yang Menor
Wilayah Asia, tidak termasuk Jepang, menghasilkan hampir setengah dari penjualan tahunan di grup ini.
Du Halgouet mengatakan arus turis dari China Daratan telah kembali ke Hong Kong dan Makau, meningkatkan bisnis di sana, serta Singapura dan Australia, dan memperkirakan pembeli China akan kembali secara perlahan ke Eropa menjelang akhir tahun ini.