Harga Pasaran Tinggi Jadi Penyebab Serapan Gabah dan Beras Bulog Masih Rendah
Hingga 15 April 2023, stok beras di Bulog hanya 280 ribu ton, jauh dari stok ideal sebesar 1,2 hingga 1,5 juta ton.
Editor: Hendra Gunawan
Kementan juga mempercepat masa tanam kedua untuk antisipasi kemarai panjang atau El Nino.
Mengenai potensi luas panen, urai Rachmat, dari Januari sampai Mei 2023 diperkirakan mencapai 5,12 juta hektare. Dari luas panen itu bisa diproduksi gabah kering 26,88 juta ton yang setara 15,48 juta ton beras.
Dari lokasi-lokasi panen yang terdata di BPS, kata Rachmat, diharapkan Bapanas dan Bulog dapat berkoordinasi dengan pihak terkait.
"Untuk kemudian bisa memetakan lebih detail lokasi-lokasi yang terjadi panen, dan kita harapkan di lokasi-lokasi inilah Bapanas dan Bulog bisa mengoptimalkan penyerapan gabah di musim panen raya untuk jadi cadangan beras pemerintah," ujar dia.
Rachmat menjelaskan, seperti tahun-tahun sebelumnya produksi beras berfkultuasi. Ada bulan-bulan surplus dan bulan-bulan defisit.
Fluktuasi mengikuti siklus tanam komoditas. Akan tetapi, kata dia, surplus panen bulanan tiga bulan pada tahun lalu mampu memenuhi kebutuhan pangan satu tahun dan mengatasi defisit.
"Begitu juga di 2023, surplus di tiga bulan pertama, yakni Februari hingga April, akan mampu mengatasi defisit di bulan-bulan berikutnya. Sehingga harapan kami adalah tata kelola terkait serapan gabah (di saat surplus) itu bisa dioptimalkan di puncak panen raya ini," kata Rachmat.(Willy Widianto)