Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Pasaran Tinggi Jadi Penyebab Serapan Gabah dan Beras Bulog Masih Rendah

Hingga 15 April 2023, stok beras di Bulog hanya 280 ribu ton, jauh dari stok ideal sebesar 1,2 hingga 1,5 juta ton.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Harga Pasaran Tinggi Jadi Penyebab Serapan Gabah dan Beras Bulog Masih Rendah
Wartakota/Henry Lopulalan
STOK BERAS NASIONAL - Kesibukan aktivitas pekerja di Gudang Beras Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 

Terakhir, menurur Ketut, jumlah impor beras khusus menurun. Ia menyebut beras Jasmine yang selama ini diimpor ternyata bisa diganti dari produksi domestik.

Memang ini belum jelas benar. Akan tetapi, kata dia, penurunan impor itu juga berpengaruh pada pasokan beras.

Tantangan lain adalah perintah Presiden Joko Widodo(Jokowi) yang meminta Bapanas memperpanjang penyaluran bantuan sosial (bansos) beras 10 kg untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dari Juni hingga Agustus.

Ini merupakan kelanjutan dari penugasan penyaluran bansos beras kepada Bulog selama tiga bulan, Maret-Mei, yang telah dimulai bulan lalu.

"Ini juga menambah tantangan kita untuk penyediaan cadangan pangan, khususnya beras. Untuk itu, saya mengimbau mari bersama-sama mendorong suplai beras ke Bulog.

Bagaimana Bulog berstrategi agar serapan dalam negeri bisa dioptimalkan," tutur dia.

Guna menyeimbangkan stok beras, Ketut merekomendasikan pola jungkat-jungkit. Maksudnya, keran impor kepada Bulog yang tahun ini dialokasikan 2 juta ton beras akan ditutup ketika pemenuhan cadangan beras dalam negeri mulai membaik.

Berita Rekomendasi

Sebaliknya, apabila cadangan belum terpenuhi, keran impor tetap dibuka sehingga stok beras seimbang.

"Saat ini, cadangan pangan harus kita penuhi terlebih dahulu. Impor 500 ribu ton harus segera datang.

Itu poin pentingnya, sehingga ada beras untuk mengintervensi, memberi bantuan, menjaga stabilisasi harga bisa dilakukan oleh Bulog.

Kalau tidak, ini juga akan menghambat program pemerintah dalam hal bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan juga akan menghambat dalam rangka stabilisasi harga di pasar," kata Ketut.

Terkait hal tersebut Koordinator Padi Irigasi dan Rawa Direktorat Serealia Kementerian Pertanian (Kementan), Rachmat, mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan produksi padi lewat dua langkah, yakni peningkatan produktivitas dan perluasan luas tanam/panen.

Peningkatan produktivitas, antara lain dilakukan dengan penggunaan benih varietas unggul dan inovasi teknologi.

Sementara untuk perluasan areal tanam dilakukan dengan tumpang sari, pemanfaatan peremajaan hingga penggunaan lahan bekas tambang.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas