Raksasa Ritel Bed Bath & Beyond Siap Gulung Tikar Usai Sahamnya Anjlok 86 Persen
Perusahaan Ritel Bed Bath & Beyond Inc dilaporkan bersiap untuk mengajukan kebangkrutan paling cepat akhir pekan ini.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Perusahaan ritel Bed Bath & Beyond Inc dilaporkan bersiap untuk mengajukan kebangkrutan paling cepat akhir pekan ini.
Laporan tersebut diungkap oleh The Wall Street Journal pada Rabu (19/4/2023), mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Saham perusahaan yang berbasis di Union, New Jersey, Amerika Serikat itu telah anjlok 86 persen sejak Januari silam ketika mereka menjajaki opsi kemungkinan kebangkrutan.
Baca juga: Gelontorkan 72 Miliar Dolar, First Citizens Resmi Akuisisi Silicon Valley Bank yang Bangkrut
Penurunan saham itu disebabkan oleh melemahnya permintaan dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan kegagalan perusahaan memasarkan produknya.
Di saat yang sama, Bloomberg Law juga melaporkan Bed Bath & Beyond Inc sedang dalam pembicaraan dengan penasihat dan pemberi pinjaman menjelang pengajuan kebangkrutan yang dapat terjadi dalam beberapa pekan ke depan.
“Perusahaan juga melihat opsi pembiayaan untuk membantu mendanai dirinya sendiri selama kebangkrutan,” kata Bloomberg Law, menambahkan laporan di atas.
Pada Februari silam, Bed Bath & Beyond Inc merencanakan untuk mengumpulkan sekitar 1 miliar dolar AS dalam penawaran saham preferen dan waran, tetapi mereka menghentikan kesepakatan yang rumit setelah mengumpulkan 360 juta dolar AS.
Satu bulan kemudian, perusahaan kembali mengumumkan rencana untuk menjual saham senilai 300 juta dolar AS dan memperingatkan bahwa mereka mungkin harus mengajukan kebangkrutan jika penjualan gagal.