Industri Tekstil Banyak Lakukan PHK, Pengusaha: Karena Digitalisasi untuk Menambah Daya Saing
Kemenperin telah mengidentifikasi industri tekstil dan produk turunan tekstil yang terdampak paling besar terhadap kondisi ekonomi global.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Menurutnya, PHK yang dilakukan PT Tuntex Garment itu akibat dampak kerugian selama tiga tahun berturut-turut sejak Pandemi Covid-19. Serta perekonomian global yang saat ini tidak bisa diprediksi.
"Penutupan perusahaan akibat mengalami kerugian 3 (tiga) tahun berturut-turut sebagai dampak dari pandemi covid-19 dan dampat kelesuan ekonomi Eropa dan Amerika pasca pandemi," ujarnya.
Terlebih, kata Desyanti market penjualan PT Tuntex Garment ini merupakan pasar luar negeri yaitu Eropa dan Amerika.
Baca juga: Peringatan May Day, Buruh Singgung Maraknya PHK di Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia
"Market penjualan produk tekstile tuntex berupa baju olahraga, merk Fuma, dan brand-brand besar dunia lainnya, sebagain besar market diatas 80 persen untuk Eropa dan Amerika," ucap dia.
Bakal Ada Industri Tekstil Tutup
Di hubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja menyampaikan, sejumlah industri tekstil di Indonesia, bakal menghentikan usahanya usai hari libur Lebaran 2023.
Namun, Jemmy belum dapat memastikan jumlah industri tekstil yang bakal gulung tikar menyusul PT Tuntex Garment Indonesia pada akhir Maret 2023 lalu.
"Kita mendengar ada industri yang setelah libur Lebaran ini, tidak berniat untuk melanjutkan usahanya," ujar Jemmy saat dihubungi Tribunnews, Senin (1/5/2023).
"Industri-industri itu tersebar di seluruh wilayah Pulau Jawa," ungkapnya.
Jemmy mengungkapkan, fenomena gulung tikar bagi industri tekstil ini disinyalir dari gempuran produk impor tekstil dan produk tekstil (TP) yang kian meningkat.
"Perlu kita ketahui bersama, daya beli Masyarakat Indonesia juga belum pulih. Kalau gempuran produk ini tidak di sikapi bersama, akan menambah lagi PHK," tutur dia.
Untuk itu, Jemmy meminta perpanjangan Safeguard guna menangani krisis kesulitan ekonomi dari permintaan tekstil yang menurun.
"Kalau ini tidak diantisipasi bersama, ekosistem industri TPT akan hancur. Trade Barrier sangat di butuhkan," ucap dia.
"API berharap Usulan perpanjangan Safeguard bisa segera di setujui / PMK nya segera di tandatangani," lanjutnya.