Kementerian Perindustrian Sebut Indonesia Sedang Terapkan Dua Strategi untuk Transformasi Ekonomi
Indonesia berkomitmen kuat menjaga keberlangsungan lingkungan, termasuk dalam penerapan standar industri hijau.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Misi Indonesia masuk ke dalam 10 besar ekonomi dunia berusaha untuk diwujudkan. Pemerintah sendiri saat ini sedang menjalankan dua strategi dalam melakukan transformasi ekonomi melalui inovasi dan teknologi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyebut strategi pertama adalah hilirisasi industri.
"Dengan Indonesia diberkahi sumber daya alam yang berlimpah, adanya bonus demografi, pasar yang besar, dan ekonomi yang terjaga, menjadikan itu semua sebagai modal besar kami dalam meningkatkan nilai tambah bahan baku di dalam negeri untuk mendongrak pertumbuhan ekonomi," tutur Agus, Selasa (2/5/2023).
Baca juga: Investor Arahkan Pelaku Usaha Lihat Peluang Bisnis Hijau Termasuk Persampahan
Strategi kedua adalah ekonomi hijau. Indonesia berkomitmen kuat menjaga keberlangsungan lingkungan, termasuk dalam penerapan standar industri hijau.
"Tentu ini membutuhkan banyak investasi, sehingga pemerintah mengundang para investor global untuk turut membangun green economy di Indonesia," ungkap Agus.
Pada penyelenggaraan pameran teknologi industri terbesar di dunia tersebut, Hannover Messe 2023, Indonesia juga mencatat hasil yang menggembirakan sebagai Partner Country untuk yang ketiga kalinya.
Tercatat sampai dengan hari keempat pelaksanaan Hannover Messe 2023, terdapat satu kesepakatan kerjasama G to G, empat kesepakatan kerjasama G to B, dan 25 kesepakatan kerjasama B to B yang diproyeksikan dapat menciptakan lapangan kerja sekitar 80.000 orang.
Hannover Messe 2023 juga dihadiri oleh ratusan ribu pengunjung, memberikan exposure besar kepada 157 co-exhibitors asal Indonesia.
Langkah transformasi ekonomi juga terbukti dari hasil Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2023 mencapai posisi 52,7 atau naik signfikan dibanding Maret di level 51,9, menurut hasil survei S&P Global.
Economics Director S&P Global Market Intelligence Tim Moore, memberikan pandangan bahwa sektor industri manufaktur di Indonesia terus mendapatkan momentum yang baik.
Kondisi bisnis ini menggambarkan permintaan domestik yang menguat, sehingga mendorong kenaikan tercepat pada permintaan baru dan volume produksi selama tujuh bulan.
"Produsen barang tampak bersemangat tentang prospek pertumbuhan jangka pendek, dengan kepercayaan diri terhadap ekspansi ouput paling tinggi sejak bulan November. Terlebih lagi, lapangan kerja terus berlanjut pada bulan April dan stok pembelian terakumulasi pada laju tercepat selama 16 bulan untuk mengantisipasi kenaikan jadwal produksi," terang Moore.