Morgan Stanley Lakukan PHK Jilid II, 3.000 Karyawan Terdampak, Ini Daftar Perbankan Pangkas Pekerja
Adanya perlambatan perekonomian dunia akibat perang Rusia – Ukraina dan kenaikan suku bunga bank sentral, menekan kinerja perbankan global.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Bank yang berbasis di New York ini mengumumkan rencana untuk memangkas jumlah pekerja di seluruh bisnis, usai pendapatannya terus mencatatkan penurunan tajam.
Tercatat selama 2022, perbankan investasi ini telah menutup layanan bisnis perbankannya yang ada di Korea Selatan, dan mengakhiri perjanjian penjualan bisnis perbankan di negara Australia, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Bahrain.
Citigroup turut memecat 50 bankir di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) serta memutushubungan kerja pada 1.200 karyawan di cabang China.
Baca juga: Jika Utang Amerika Lewati Batas, Rupiah Diramal Terkapar ke Rp 15.700 Hingga PHK Massal
Kemunduran Citi terjadi usai laju inflasi pasar global mengalami lonjakan akibat kenaikan harga pangan dan energi, kondisi ini membuat para investor mulai mengurangi kegiatan transaksi dan investasi.
Tekanan tersebut yang kemudian membuat penjualan saham di Citigroup turun hingga popularitas perbankan ini menyusut bila dibangkikan dengan layanan keuangan lainnya, seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Goldman Sachs
Raksasa perbankan investasi global Goldman Sachs, dilaporkan telah memberhentikan kontrak kerja (PHK) pada 5 persen karyawan atau sekitar 400 staff yang berasal dari divisi perdagangan dan bisnis.
Setelah sebelumnya perbankan investasi terbesar di Amerika ini memangkas dua 2 hingga 5 persen karyawannya pada September lalu.
Pemangkasan dilakukan Goldman setelah perusahaan mengalami krisis pemasukan secara berkepanjangan, hingga membuat laba layanan perbankan mengalami kemunduran sebesar 44 persen selama sembilan bulan pertama di tahun 2022.
Barclays
Layanan keuangan yang bergerak di bidang investasi asal London Inggris mengumumkan pemangkasan pada 200 pekerja di seluruh posisi pada September lalu.
Meskipun pemangkasan pekerja ini tidak sebanyak dibandingkan perusahaan teknologi termasuk Meta dan Stripe, namun keputusan tersebut menandakan bahwa layanan keuangan Barclays tengah menghadapi kemunduran.
Pemangkasan lusinan karyawan dilakukan Barclays setelah aktivitas penerbitan ekuitas dan utang perbankan asal London ini mengalami kemerosotan tajam, akibat terdampak perlambatan ekonomi Inggris.
Melambungnya harga pangan dan energi sebagai imbas dari perang Rusia di Ukraina perlahan mengantarkan lonjakan inflasi pada Inggris. Munculnya tekanan ini memaksa Barclays untuk menaikkan suku bunga pada kartu kredit.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.