Laba Naik, Analis: Transformasi BUMN Berbasis Harmoni Terbukti Berhasil
Kinerja BUMN dinilai terus meningkat ditandai laba bersih konsolidasi BUMN mencapai Rp 303,7 triliun unaudited pada 2022.
Penulis: Erik S
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja BUMN dinilai terus meningkat ditandai laba bersih konsolidasi BUMN mencapai Rp 303,7 triliun unaudited pada 2022.
Terdapat kemungkinan peningkatan laba yang sangat signifikan sebesar Rp 179 triliun. Erick memperkirakan peningkatan aset menjadi Rp 9.867 triliun (unaudited) pada 2022 dibandingkan 2021 sebesar Rp 8.978 triliun.
Sementara ekuitas juga naik menjadi Rp 3.150 triliun (unaudited) dibandingkan 2021 sebesar dari Rp 2.778 triliun. Pendapatan BUMN 2022 diperkirakan mencapai Rp 2.613 triliun (unaudited), naik dibandingkan tahun sebelumnya Rp 2.292 triliun.
Dengan kinerja yang cemerlang tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan setoran dividen dari perusahaan pelat merah di tahun buku 2022 ini akan mencapai Rp 80,2 triliun tahun ini.
Dengan demikian, sebagai pemilik mayoritas perusahaan BUMN, Negara tidak hanya mendapatkan pemasukan dari pajak, tetapi bisa menikmati hasil usaha yang baik dari perusahaan BUMN tersebut.
Jika setoran yang dicita-citakan oleh Erick tersebut dapat terwujud, jumlah dividen tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah perjalanan BUMN di Indonesia.
Jumlah dividen yang direncanakan Menteri Erick menurut Head of Research Jarvis Asset Management, Andri Ngaserin akan dapat mudah terwujud di tahun ini. Sebab kinerja perusahaan BUMN saat ini sudah menunjukan perbaikan yang sangat signifikan.
Perbaikan kinerja tersebut merupakan bukti dari transformasi dan restrkturisasi berbasis harmoni yang berpedoman pada core value BUMN yang dilakukan Erick di perusahaan plat merah sudah berjalan sangat baik.
Baca juga: Laba BUMN Meningkat Dipicu Adanya Perbaikan Tata Kelola Perusahaan Pelat Merah
Andri memberikan contoh kinerja BUMN sektor perbankan. Dalam kurun waktu 4 tahun kepemimpinan Erick, kinerjanya terus mengalami peningkatan yang signifikan.
Di masa pandemi, kinerja keuangan yang positif masih dapat dibukukan oleh emiten bank BUMN seperti Bank Mandiri, BRI dan BNI.
Dari perhitungan Andri, sebelum Menteri Erick memimpin Kementerian BUMN, ROI bank HIMBARA hanya 17 persen. Setelah Menteri Erick memimpin, ROI bank Himbara mengalami peningkatan.
Baca juga: Laba BUMN Naik 1.000 Persen, BTN Ikut Sumbang dari Sektor Pembiayaan Perumahan
Memang pada saat pandemi Covid mencapai puncaknya, ROI bank baik itu bank Perbanas maupun bank Himbara mengalami penurunan.
Namun kini, ROI bank HIMBARA sudah mulai pulih. Bahkan saat ini ROI bank Himbara sudah di atas 20%. Peningkatan tersebut dinilai Andri merupakan prestasi yang dapat dibanggakan dari bank BUMN.