Laba Naik, Analis: Transformasi BUMN Berbasis Harmoni Terbukti Berhasil
Kinerja BUMN dinilai terus meningkat ditandai laba bersih konsolidasi BUMN mencapai Rp 303,7 triliun unaudited pada 2022.
Penulis: Erik S
Editor: Choirul Arifin
“Memang tidak semua bank di Indonesia membukukan kinerja yang baik seperti bank BUMN. Kinerja keuangan Bank BUMN sejak 4 tahun yang lalu terus menunjukan perbaikan. Apa lagi sejak Covid selesai, kinerja bank BUMN terus meningkat. Banyak pembenahan yang dilakukan Menteri Erick di bank BUMN," kata dia.
"Hasilnya terbukti, sebab tak semua bank di Indonesia membukukan kinerja yang baik. Ada bank swasta nasional yang kinerjanya flat dan cenderung turun,” kata Andri, Rabu (3/5/2023).
Selain disumbang oleh emiten perbankan, dividen tahun ini diperkirakan Andri juga masih akan disumbang dari perusahaan BUMN Telkom, Pertamina, Inalum, Semen Indonesia dan PLN.
Tahun buku 2022 Telkom membukukan laba bersih Rp 20,75 triliun. Sedangkan laba bersih Pertamina tahun buku 2022 mencapai Rp 56,6 triliun. Sementara itu laba bersih Inalum di tahun 2022 mencapai Rp 22 triliun.
Dia menilai, dividen perusahaan BUMN naik karena ditopang kinerja yang baik. Kinerja yang baik sangat dipengaruhi oleh pembenahan yang dilakukan oleh Menteri Erick dan Kementerian BUMN.
“Jika tak ada transformasi dan pembenahan yang dilakukan oleh Menteri Erick dan jajaran Kementerian BUMN, mustahil perusahaan BUMN mampu membukukan kinerja yang sangat baik. Saya optimis kinerja keuangan perusahaan BUMN yang saat ini memberikan dividen besar akan terus terjaga dengan baik. Sehingga saya melihat kinerja pak Erick dalam pembenahan BUMN sangat bagus dan telah menunjukan hasil yang positif,”ucap Andri.
Andri melihat saham saham-saham perusahaan BUMN masih sangat menjanjikan. Memang masih ada beberapa saham BUMN yang kinerjanya masih belum sesuai harapan. Andri masih melihat perusahaan BUMN sektor asuransi, aviasi dan konstruksi masih mengalami tekanan kinerja keuangannya.
Kinerja yang masih belum sesuai harapan tersebut menurut Andri bukan disebabkan kesalahan Menteri Erick atau kinerja management yang saat ini. Namun itu disebabkan kesalahan dari management sebelumnya dan lemahnya pengawasan Kementerian BUMN periode sebelumnya.