Pedagang Mengeluh Harga Telur Terlampau Tinggi, Mendag Zulhas: Saya Memang Mau Harga Telur Naik
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menanggapi kabar adanya pedagang di Makassar yang mengeluh karena harga telur terlampau tinggi.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menanggapi kabar adanya pedagang di Makassar yang mengeluh karena harga telur terlampau tinggi.
Diketahui, pedagang tersebut mengeluh karena tak sempat berdialog dengan Zulkifli mengenai solusi dari harga telur yang menurut dia terlampau tinggi.
Kata Mendag Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, ia justru tidak mau jika harga telur turun.
Baca juga: Harga Bahan Pokok Hari Ini: Bawang Merah Naik, Cabai Merah Keriting Turun
"Kalau telur minta harga turun, ya enggak boleh. Saya enggak mau. Maunya harga telur naik," kata Zulhas ketika ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Kamis (4/5/2023).
Menurut Zulhas, seharusnya harga telur di Makassar bisa lebih tinggi dari sekarang.
Sebab, apabila harga telur terlalu murah, akan berimbas pada kerugian para petelur.
"Memang saya mau harga telur naik. Kemarin di Makassar harga telur satu kilo Rp20 ribu. Rugi (para petelur). Kalau bisa telur di Makassar itu Rp29 ribu. Kalau segitu masih untung," ujar Zulhas.
"Kalau Rp26ribu, pedagang belinya Rp24 ribu, rugi itu (petelur). Kalau bisa di Makassar itu Rp28 ribu-Rp29 ribu," kata dia.
Pedagang Telur di Makassar Mengeluh
Sebagai informasi, dikutip dari Kompas.com, Haris (48), salah satu pedagang telur di Pasar Terong Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyayangkan sikap Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang hanya datang tanpa memberikan solusi.
Haris mengatakan seharusnya Menteri Perdagangan tak hanya datang meninjau dan menanyakan harga barang dan kebutuhan pokok. Menurutnya, Mendag datang membawa solusi bagi para pedagang, khususnya pedagang telur.
"Cuman datang ke sini beli telur 4 rak, dijepret kamera lalu pergi. Tidak ada solusinya," ucapnya kepada awak media usai kunjungan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Rabu (3/5/2023).
Dia mengaku ingin sekali lama berdialog dan menanyakan terkait harga telur yang dianggap saat ini masih terlampau tinggi. Menurutnya, hanya dengan bertanya harga sama sekali bukan solusi bagi para pedagang.
Baca juga: Pantau Pasar di Semarang, Mendag Zulkifli Hasan: Harga Bahan Pokok Stabil, Mulai Turun
Apalagi saat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi naik. Harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter naik menjadi Rp 10.000 per liter. Secara otomaris harga telur ikut naik.
"Sebelum naik BBM, Rp 40.000 ji harga telur. Pas naik BBM Rp 50.000 mi. Sebelum bulan puasa, saat puasa, dan ini lagi sudah Lebaran naik lagi harga," ujarnya.
"Seharusnya itu bertanya, lebih jelas, lebih detail bagaimana ini masalahnya, kenapa harganya begini. Kalau datang saja beli telur baru pergi apa gunanya kau datang di Pasar Terong. Kalau mau dipikir, tidak ada solusinya," sesal Haris.
"Kita mau cari solusinya bagaimana bagusnya ke depannya ini. Jangan cuman memirkan menengah ke atas. Menengah ke bawah setengah mati. Kalau datang cuman beli telur, tanya harga baru pergi apa solusinya kalau begitu," tandasnya.