Inflasi Bikin Minyak Zaitun di Lebanon Jadi Komoditas Mewah, Dijual 10 Dolar Per Liter
Laju inflasi di Lebanon yang membumbung hingga 123,53 persen membuat komoditas minyak zaitun dianggap sebagai barang yang mewah dan langka.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT – Laju inflasi di Lebanon yang membumbung hingga 123,53 persen membuat komoditas minyak zaitun dianggap sebagai barang yang mewah dan langka.
Salah seorang penjual minyak zaitun asal Lebanon, Imad Waresbi mengungkap harga pasaran minyak nabati yang dijual negaranya saat ini dipatok seharga 5 dolar AS per liter, sementara di toko ritel satu liter minyak zaitun dibanderol dengan harga 10 dolar AS.
Harga tersebut melonjak jauh bila dibandingkan dengan harga minyak zaitun di tahun – tahun sebelumnya, hal ini terjadi imbas terpengaruh gejolak inflasi yang tengah dihadapi oleh Lebanon.
“Minyak zaitun Lebanon dulu bersaing di pasar internasional. Tapi akibat terpengaruh inflasi, harga tersebut naik empat atau lima kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2020,” kata Bechara Perini pendiri Darmmess Sarl, produsen minyak zaitun extra virgin di Deir Mimas, Lebanon.
“Alasan tersebut yang kemudian membuat petani zaitun kesulitan menjualnya ke luar negeri ketika kondisi internal berubah begitu cepat dan dalam,” tambah Perini.
Sebelum dilanda krisis, Kementerian Pertanian Lebanon menyebut ekspor minyak zaitun dari 62.000 hektar sanggup menyumbang pendapatan negara sebesar sebelas persen selama periode 2010 sampai 2019.
Saking melejitnya zaitun asal Lebanon, salah satu merek minyak zaitun yakni Darmmess, asal desa Deir Mimas pernah menyabet medali emas di NYIOOC World Olive Oil Competition, sebagai zaitun terbesar dan paling bergengsi di dunia.
Baca juga: Inflasi yang Meroket Picu Minyak Zaitun Jadi Komoditas Mewah di Lebanon
Akan tetapi pasca dilanda krisis, para petani mulai kesulitan untuk memperoleh pupuk untuk kebun zaitun. Kondisi ini diperparah dengan biaya hidup yang semakin melangit, ditambang ongkos bahan bakar yang dipatok lebih mahal dari biasanya.
“Krisis listrik akibat inflasi telah mendorong pemerintah melakukan pemadaman, kondisi ini mempersulit kami untuk melakukan produksi mengingat generator dan bahan bakar yang digunakan sebagai alternatif kini di patok lebih mahal setelah pemerintah mencabut subsidi,” jelas Waresbi asal Tripoli.
Baca juga: Melonjak 60 Persen, Harga Minyak Zaitun Capai Level Tertinggi Dalam 26 Tahun
Rangkaian tekanan tersebut yang kemudian membuat para pengusaha zaitun mulai kesulitan memproduksi zaitun murah dengan berkualitas super.
"Ini menjadi tantangan tersendiri karena salah satu misi kami adalah membangun branding teritorial untuk minyak zaitun Lebanon. Jadi, cukup sulit untuk mengatakan kepada seluruh dunia bahwa kami dapat memiliki minyak zaitun yang luar biasa," ujar Waresbi.
Baca juga: Retakan Raksasa Terbentuk Setelah Gempa Turki, Kebun Zaitun Terbelah Jadi Dua, Begini Penampakannya
Imbas lonjakan harga zaitun kini permintaan komoditi ini ikut mengalami penurunan, biasanya sebuah keluarga di Lebanon akan membeli tiga atau empat kaleng minyak zaitun, namun akibat inflasi mereka mengurangi kebutuhan zaitun di kehidupan sehari – hari menjadi satu kaleng per tahun.