Cerita Nareswari, Pelaku UMKM Solo Sulap Limbah Koran Jadi Sumber Cuan
Cerita pelaku UMKM kerajinan Setyo Handmade, berawal dari coba-coba mengolah bekas surat kabar langganan, kini berhasil meraup keuntungan.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
"Seperti kertas HVS bekas, kertas fotokopian, brosur-brosur bekas, itu bisa dipakai," ungkap perempuan berkulit sawo matang itu.
Usaha Nares kini juga sudah tersentuh transformasi digital.
Selain pemasaran melalui marketplace dan media sosial, Setyo Handmade sudah bisa menerima pembayaran melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Setyo Handmade telah bergabung dengan Rumah BUMN Solo sejak awal 2019.
Diketahui, Rumah BUMN adalah kolaborasi BUMN dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM yang diinisiasi Kementerian BUMN sejak 2016.
Sebanyak 246 Rumah BUMN telah didirikan dan tersebar di seluruh Indonesia yang dikelola oleh 14 BUMN.
Rumah BUMN Solo dikelola oleh BRI.
Koordinator Rumah BUMN Solo, Wachid Sedyo Prakoso menyebut UMKM dibantu mulai dari ide, pemasaran, pengemasan, perizinan, hingga membantu untuk proses permodalan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Rumah BUMN Solo juga menyediakan display produk UMKM dan melibatkan pelaku UMKM di sejumlah acara," ungkap Wachid saat ditemui di Rumah BUMN Solo, Rabu (10/5/2023).
Termasuk satu di antaranya adalah produk Setyo Handmade milik Nareswari.
"Kurang lebih ada sekitar 50 produk UMKM, terutama fesyen dan craft yang kami display. Bila ada pengunjung yang ingin membeli akan kami sampaikan ke pelaku," ungkapnya.
Sementara itu pelaku UMKM yang terdaftar di Rumah BUMN Solo jumlahnya mencapai 73.000.
Setiap bulannya, Rumah BUMN Solo mengadakan pelatihan gratis untuk UMKM, terutama terkait digitalisasi.
"Ada pelatihan tentang digital marketing, pembukuan secara digital, seluk beluk marketplace, hingga pengenalan QRIS," pungkasnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.