UNWTO: Sektor Pariwisata Dunia Sudah Kembali ke Jalur Pemulihan Penuh
UNWTO mengatakan sektor pariwisata dunia kini sedang dalam fase kembali pulih seperti kondisi sebelum pandemi Covid-19.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) mengatakan sektor pariwisata dunia kini sedang dalam fase kembali pulih seperti kondisi sebelum pandemi Covid-19.
Karena dua kali lebih banyak orang yang bepergian selama kuartal pertama 2023, dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (15/5/2023), data terbarunya menunjukkan bahwa sekitar 235 juta pelancong melakukan perjalanan internasional dalam tiga bulan pertama tahun ini, dengan angka mencapai 80 persen dari tingkat pra-pandemi.
"Sektor pariwisata telah menunjukkan ketahanannya, mencatat bahwa 960 juta orang telah melakukan perjalanan ke luar negeri tahun lalu, mewakili pemulihan hingga 66 persen dari angka pra-pandemi," kata UNWTO.
Timur Tengah mengalami pemulihan terkuat dan merupakan satu-satunya wilayah yang melampaui kedatangan tahun 2019.
Menurut laporan tersebut, kawasan itu juga merupakan wilayah pertama yang pulih ke angka pra-pandemi dalam satu kuartal penuh.
Sedangkan Eropa mencapai 90 persen dari tingkat pra-pandemi, didorong oleh permintaan intra regional yang kuat.
Sementara itu, Afrika dan Amerika masing-masing berada pada angka 88 dan 85 persen dari level 2019.
Di sisi lain, Asia dan Pasifik mempercepat pemulihannya hingga 54 persen dari tingkat pra-pandemi.
UNWTO menambahkan bahwa tren kenaikan kini akan dipercepat. karena sebagian besar tujuan destinasi, termasuk China, telah dibuka kembali.
"Awal tahun ini kembali menunjukkan kemampuan unik pariwisata untuk bangkit kembali. Di banyak tempat, kami mendekati atau bahkan di atas tingkat kedatangan pra-pandemi," kata Sekretaris Jenderal UNWTO, Zurab Pololikashvili.
Baca juga: Pariwisata Pulih, Dwidayatour Incar Kenaikan Laba Dua Kali Lipat
“Namun, kata dia, masyarakat harus tetap waspada terhadap berbagai tantangan, mulai dari ketidakamanan geopolitik, kekurangan staf dan dampak potensial dari krisis biaya hidup pada pariwisata.
"Dan kita harus memastikan pengembalian pariwisata memenuhi tanggung jawabnya sebagai solusi untuk darurat iklim dan sebagai penggerak pembangunan inklusif," jelas Pololikashvili.
Baca juga: Pameran Wisata Khusus Domestik untuk Pertama Kalinya Akan Digelar di Indonesia
Laporan tersebut menyoroti bahwa penerimaan pariwisata internasional mencapai angka 1 triliun dolar Amerika Serikat (AS) pada 2022, tumbuh 50 persen secara riil dibandingkan dengan tahun sebelumnya, didorong oleh rebound dalam perjalanan internasional.
"Pengeluaran pengunjung global mencapai 64 oersen dari tingkat pra-pandemi," pungkas Pololikashvili.