Vice Media Bangkrut, Perusahaan Jajaki Penjualan Seharga 225 Juta USD
Langkah tersebut menandai keruntuhan Vice, setelah 29 tahun situs media nyentrik yang berkantor di New York ini mengudara.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Perusahaan penyiaran dan media digital asal Amerika Serikat, Vice Media Group resmi mengajukan kebangkrutan ke pengadilan Distrik Selatan New York pada Senin (15/5/2023).
Langkah tersebut menandai keruntuhan Vice, setelah 29 tahun situs media nyentrik yang berkantor di New York ini mengudara.
"Vice Media Group telah melakukan evaluasi menyeluruh atas penjualan saham perusahaan yang lebih tinggi dengan diawasi pengadilan untuk memperkuat perusahaan ditengah ancaman kebangkrutan” kata co-chief executive officer Vice, Bruce Dixon dan Hozefa Lokhandwala.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Bikin Perusahaan Minyak Eropa Bangkrut, Sehari Merugi 27 Juta USD
Rencananya pasca pengajuan kebangkrutan ini digelar, Vice akan segera melangsungkan pembicaraan terkait rencana penjualan saham pada sekelompok kreditur meliputi Fortress Investment Group, Soros Fund Management dan Monroe Capital.
Vice sendiri hingga kini belum membocorkan kapan akuisisi akan dilaksanakan, namun menurut informasi yang dikutip dari sumber kepercayaan Reuters nantinya perusahaan media digital ini akan dijual seharga 225 juta dolar AS.
Awal Kejayaan Vice
Berdiri pada 1994, Vice Media awalnya merupakan perusahaan majalah punk dengan nama Voice of Montreal yang mengangkat rubrik berisikan isu musik rap, narkoba, dan punk, lengkap dengan foto yang provokatif.
Namun memasuki tahun 1996, sang pendiri yakni Shane Smith, Suroosh Alvi, dan Gavin McInnes mulai memperlebar sayap perusahaan melalui akuisisi pada majalah Alix Laurent. Sejak saat itu majalah punk ini berganti nama menjadi Vice.
Baca juga: Tupperware: Wadah makanan yang dulu berjaya kini terancam bangkrut
Memasuki akhir tahun 1990 seorang pengusaha perangkat lunak asal Kanada tertarik berinvestasi di Vice senilai 1 juta dolar AS. Pasca investasi tersebut Vice mulai memindahkan kantor utamanya dari Montreal ke New York.
Tak sampai disitu, di tahun 2006 Vice kembali meluncurkan gebrakan baru dengan merilis platform khusus video bernama vbs.tv. Berkat inovasi ini popularitas Vice mulai melejit hingga media asal New York ini sanggup mengalahkan beberapa media lokal lainnya.
Sebelum dinyatakan bangkrut, Vice Media bahkan sempat mengalami masa kejayaan hingga valuasi pasar sahamnya melonjak menjadi 6 miliar dolar AS.
“Berkat daya tariknya di segmen audiens millennial, valuasi pasar Vice menjadi 6 miliar dolar AS” tulis The Guardian.
Kebangkrutan Vice
Memasuki tahun 2022, Vice mulai mengalami penurunan tajam akibat amblesnya pendapatan dari sektor iklan. Imbas tekanan ini Vice bahkan turut membatalkan sejumlah peluncuran program TV unggulan seperti “Vice News Tonight”.
Guna menekan lonjakan biaya operasional, Vice juga turut menggelar pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar – besaran dengan tujuan untuk menghemat dana operasional perusahaan, sayangnya cara tersebut belum cukup mampu menekan kerugian Vice. Alasan tersebut yang mendorong Vice untuk melakukan restrukturisasi yang lebih luas.