Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Anggota Komisi VII DPR Sebut Capaian Pertamina Hulu Energi Berdampak Terhadap Produksi Migas

PHE sepanjang 2022 mencatat perolehan laba bersih senilai US$4,67 miliar atau setara Rp69,22 triliun sepanjang 2022.

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Anggota Komisi VII DPR Sebut Capaian Pertamina Hulu Energi Berdampak Terhadap Produksi Migas
dok. PHE
Pertamina Hulu Energi mencatatkan kinerja positif pada 2022. Antara lain, berhasil mencapai produksi hampir 1 Juta BOEPD atau sebesar 967 MBOEPD dari 65 blok Migas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR HM Ridwan Hisjam angkat bicara soal kinerja PT Pertamina Hulu Energi atau PHE sepanjang 2022.

Menurutnya, capaian PHE berkontribusi besar terhadap pertumbuhan produksi migas, yakni tujuh persen berbanding tahun lalu.

Di antara capaian PHE sepanjang 2022 adalah perolehan laba bersih senilai US$4,67 miliar atau setara Rp69,22 triliun sepanjang 2022.

Baca juga: Bersaing dengan Produk Impor, Inovasi Pertamina Smooth Fluid Semakin Diminati Pengeboran Migas

“PHE menyumbang 70 persen pendapatan Pertamina holding. Apabila PHE pendapatannya besar, otomatis pendapatan Pertamina akan ikut naik,” kata Ridwan kepada media hari ini.

Menurutnya, keberhasilan PHE juga akan memberikan dampak positif terhadap sektor hulu.

Pada akhirnya, sambung Ridwan, akan memberikan nilai positif bagi keuntungan perusahaan dan anak perusahaan di bawahnya, seperti Pertamina Hulu Rokan (PHR), PT Pertamina EP (PEP), PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), PT Pertamina EP Cepu (PEPC), PT Pertamina Internasional EP (PIEP), dan sebagainya.

“Keberadaan PHE sangat penting sekali dan akan lebih mudah mengelola perusahaan di bawahnya,“ ujar Ridwan.

Berita Rekomendasi

Di sisi lain, Ridwan menyatakan sependapat dengan rencana PHE untuk melakukan penawaran perdana saham ( initial public offering/IPO).

Dengan masuk bursa saham, lanjut Ridwan, diharapkan kinerja PHE akan semakin meningkat.

“Tentu diharapkan semakin meningkat. Karena kalau sudah menjadi perusahaan terbuka, semua harus transparan. Tidak ada yang bisa ditutupi. Dan ini menjadi tantangan bagi perusahaan hulu Pertamina,” kata dia.

Terkait raihan positif tersebut, terpisah, Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah juga mendukung rencana IPO PHE.

Menurut Piter, pendanaan lewat IPO diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja dan menjaga momentum kinerja positif.

Termasuk dalam rangka mendukung tercapainya target produksi nasional minyak bumi sebanyak 1 juta barel per hari (bph).

"IPO adalah pilihan tepat. Banyak sekali manfaatnya. Jadi (PHE) memang harus didorong (untuk IPO)," ujar Piter.

Menurut Piter, manfaat utama pelaksanaan IPO bagi PHE adalah terkait opsi pendanaan yang lebih moderat dan menguntungkan bagi perusahaan dalam membiayai kebutuhan investasinya untuk kegiatan eksplorasi.

Mengapa? Karena dana dari IPO bisa menjadi solusi tepat untuk investasi. Antara lain, untuk kegiatan eksplorasi dan mencari sumur-sumur baru, yang membutuhkan biaya sangat besar. Melalui dana dari IPO, PHE bisa berinvestasi untuk meningkatkan lifting, sehingga mengurangi ketergantungan impor.

“Karena selama ini Pertamina memang hanya mengandalkan produksinya dari sumur-sumur yang existing dan sudah tua,” kata Piter.

"And at the end, dengan kinerja yang semakin kinclong, maka kontribusinya terhadap negara, baik dalam bentuk pajak maupun setoran dividen, juga semakin besar. Artinya, negara juga yang diuntungkan dari IPO ini," papar Piter.

PHE memang mencatatkan kinerja positif pada 2022. Antara lain, berhasil mencapai produksi hampir 1 Juta BOEPD atau sebesar 967 MBOEPD dari 65 blok Migas, bertumbuh sebesar 7 persen berbanding produksi migas tahun lalu serta laba bersih sebesar US$ 4.67 Miliar di tahun 2022.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas