Waskita Garap Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 1 di Sumatera Selatan Senilai Rp640 Miliar
Pada Seksi 1 akan dibangun panjang jalan sekitar 7,63 km dengan jumlah jalur 2x2.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk ditugaskan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menggarap pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino Seksi 1 yang berada di Sumatera Selatan.
Pada Seksi 1 ini, Perseroan KSO Integrated dengan Adhi Karya dan Jaya Konstruksi.
Total nilai kontrak proyek ini mencapai Rp1,6 triliun dengan Waskita mendapatkan Rp640 miliar dari 40 persen porsi pengerjaan.
Baca juga: Kementerian PUPR: Nilai Investasi Pembangunan Jalan Tol Puncak Bogor Mencapai Rp25 Triliun
Director of Operation II Waskita Karya, Dhetik Ariyanto mengatakan, pihaknya bersyukur kembali dipercaya untuk membangun jalan tol.
“Alhamdulillah sekali Waskita kembali dipercaya PUPR, di mana sebelumnya kita ada bangun KAPB (Kayu Agung – Palembang – Betung) juga," kata Dhetik dalam keterangannya, dikutip Sabtu (20/5/2023).
"Sekarang kami dapat Bayung Lencir ke Tempino yang Seksi I ini dengan porsi kami 40 persen senilai Rp640 Miliar,” lanjutnya.
Dhetik menyebut pengalaman Waskita membangun jalan tol menjadi jaminan bahwa proyek ini dapat terbangun dengan kualitas yang memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.
“Tentunya dengan banyaknya pengalaman Waskita dalam membangun jalan tol, kami memastikan proyek ini hasilnya dari sisi kualitas memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan dalam kontrak dan tepat waktu. Sehingga bisa dimanfaatkan orang banyak,” katanya.
Pada Seksi 1 akan dibangun panjang jalan sekitar 7,63 km dengan jumlah jalur 2x2.
Pada proyek ini, lingkup pekerjaan antara lain, pekerjaan galian dan timbunan, pekerjaan struktur dan pekerjaan pekerasan jalan.
Menurut Dhetik, ketika jalan tol ini selesai dibangun, dapat memberikan manfaat seperti aliran barang dan jasa semakin mudah.
"Sehingga dapat mempercepat perputaran roda ekonomi daerah, konektivitas antar daerah menjadi semakin cepat dan mudah, memberikan pemerataan kesejahteraan daerah," ujarnya.
Kemudian, kata Dhetik, sektor pariwisata daerah juga bisa mendapatkan dampaknya.
"Lalu pembangunan ekonomi semakin cepat, dan membantu meningkatkan sektor pariwisata daerah,” kata Dhetik.