Harga Telur Ayam Terus Naik, Pedagang di Depok Bilang Pemintaan Lebih Tinggi dari Pasokan
Harga telur ayam di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengalami kenaikan sejak Lebaran 2023 lalu.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga telur ayam belakangan masih tetap tinggi di sejumlah wilayah di Pulau Jawa dan luar Jawa. Harga telur ayam di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengalami kenaikan sejak Lebaran 2023 lalu.
Sementara, Ismail (40) pedagang telur ayam di Pasar Agung, Kota Depok, menyatakan, produksi telur tengah mengalami penurunan sehingga berpengaruh terhadap harga telur di pasar.
Terlebih, permintaan telur di daerah-daerah mengalami kenaikan. Hal tersebut justru tak seimbang dengan produksinya.
"Saya lihat di grup telur, itu produksi menurun memang 30 persen. Dengan permintaan banyak, kayak di kampung-kampung kan sekarang hajatan banyak," ujar Ismail saat ditemui hari ini, Minggu (21/5/2023).
Ismail mengatakan, harga telur yang dia jual saat ini mencapai Rp 32.000 per kilogram (Kg) harga tersebut lebih tinggi dari sebelumnya Rp 28.000.
Baca juga: Harga Telur Ayam di Jakarta Melonjak, Pedagang Menduga karena Produksi Berkurang
Meski demikian, Ismail mengatakan kenaikan harga telur itu tak berpengaruh pada omzet penjualannya. Sebab, dia memiliki pelanggan tetap.
"Engga (ada pengaruh ke omzet), biasa aja, kalo kita telur namanya sembako, harus punya langganan. Saya biasanya rumah makan (langganan). Jadinya meski pasar sepi kita ada pelanggan," paparnya."Kalau sama langganan, kita siap kalau harga turun ya turun, harga naik ya dinaikin," lanjutnya.
Baca juga: Harga Telur Ayam di Pasar Minggu Tembus Rp 33 Ribu Per Kg, Pedagang: Ini Sudah Tinggi Sekali
Menurut salah seorang pedagang telur di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, bernama Jaka, harga tersebut mengalami kenaikan secara perlahan, hingga sekarang menyentuh Rp 33 ribu per kilogram (kg).
"Ini sudah naik dari Lebaran kemarin. Naiknya pelan-pelan. Dari mulai Rp 29 ribu, Rp 30 ribu, Rp 31 ribu, Rp 32 ribu, sampai sekarang Rp 33 ribu," katanya ketika ditemui Tribunnews, Sabtu (20/5/2023).
Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) seperti dikutip Kompas.com menyatakan, saat ini harga telur ayam bahkan mencapai Rp 40.000 per kilogram.
"(Harga di) Jabodetabek di kisaran Rp 31.000-Rp 34.000 per kilogram, di luar Pulau Jawa atau wilayah timur Rp 38.000 per kilogram, bahkan lebih dari Rp 40.000 per kilogram," ungkap Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan, Kamis (18/5/2023).
Menurut Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan, tidak ada upaya dari pemerintah untuk menurunkan harga telur yang naik ini.
"Tidak terdapat upaya melakukan penurunan harga telur, sehingga harga telur secara nasional naik," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/5/2023).
Baca juga: Harga Telur Membumbung Tinggi, di Luar Jawa Tembus Rp 40.000 per Kg
Catatan IKAPPI menyebut, harga telur di Jabodetabek berada pada kisaran Rp 31 ribu-34 ribu per kilogram. Harga tersebut telah naik dari Rp28 ribu.
Bahkan, kata Reynaldi, harga telur di luar pulau Jawa jauh melampaui harga di Jabodetabek.
"Tepatnya di wilayah timur Indonesia, harga telur mencapai Rp38 ribu per kilogram, malahan lebih dari Rp40 ribu per kilgoram," ujarnya.
Ia membeberkan temuannya mengenai alasan di balik kenaikan harga telur.
"Harga telur mengalami kenaikan sejak beberapa minggu terakhir dan ada dua hal yang kami temukan," ujar Reynaldi.
Pertama adalah faktor produksi dan yang kedua karena proses distribusi yang tak sesuai dengan biasanya.
"Pertama karena faktor produksi yang menyebabkan harga pakan yang tinggi. Kedua, proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan," kata Reynaldi.
Maksud dia, biasanya proses distribusi dilakukan ke pasar, tetapi kini banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar.
"Banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar atau permintaan di luar pasar sehingga supply dan demand di pasar terganggu dan menyebabkan harga terus merangkak naik," kata Reynaldi.
"Sebagai catatan, kami melihat ada beberapa permintaan yang cukup tinggi di beberapa instansi, elemen, lembaga, serta perorangan yang membuat supply di pasar terganggu," lanjutnya.
Ia berharap pemerintah dapat melakukan sejumlah upaya agar dua faktor tersebut dapat teratasi sehingga harga telur tak terus naik.
"Kami berharap agar pemerintah dapat melakukan upaya terkait dua hal ini dan mengantisipasi agar harga telur tidak terus naik," kata Reynaldi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.