Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Riset INDEF: Persepsi 58,6 Persen Warganet Subsidi Kendaraan Listrik Cuma Untungkan Segelintir Pihak

58,6 persen masyarakat pengguna internet menilai pemberian subsidi kendaraan listrik oleh pemerintah hanya menguntungkan segelintir pihak.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Riset INDEF: Persepsi 58,6 Persen Warganet Subsidi Kendaraan Listrik Cuma Untungkan Segelintir Pihak
Lita Febriani/Tribunnews.com
Peluncuran skuter listrik Gesits Raya di IIMS 2023 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (17/2/2023). Hasil riset INDEF mendapati sebanyak 58,6 persen masyarakat pengguna internet menilai pemberian subsidi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KLBB) oleh pemerintah hanya menguntungkan segelintir pihak. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Analyst Continuum INDEF Wahyu Tri Utomo mengatakan, 58,6 persen masyarakat pengguna internet menilai pemberian subsidi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KLBB) oleh pemerintah hanya menguntungkan segelintir pihak.

"Sebanyak 58,6 persen warganet menilai subsidi hanya untungkan segelintir pihak. Warganet menilai subsidi harusnya menyasar hidup orang banyak," ujar Wahyu Tri Utomo dalam diskusi bertema "Subsidi Mobil Listrik: Insentif Untuk yang Berdaya Beli?" yang diselenggarakan virtual, Minggu (21/5/2023).

"Dalam kasus ini, pembeli dinilai tak butuh disubsidi. Warganet justru curiga jika subsidi ini hanya untungkan pengusaha dan pejabat," lanjutnya.

Menurut Wahyu, hasil analisis dari sosial media Twitter menemukan bahwa 60 persen warganet menilai bahwa subsidi kendaraan listrik tidak tepat sasaran.

"Dari 80 persen yang mengkritik tadi, 60 persen mengatakan kritik atau penolakan mereka itu didasarkan pada penilaian subsidi ini kayak tidak tepat sasaran. Subsidi ini hanya menguntungkan sebuah pihak," jelasnya.

Wahyu menambahkan, subsidi pembelian kendaraan listrik sebagai program net zero emision dinilai tidak sepenuhnya, sebab kata dia pemakaian baterai masih menggunakan batu bara yang menimbulkan emisi.

Baca juga: Anies Baswedan Sebut Kebijakan Subsidi Kendaraan Listrik Salah Sasaran

BERITA REKOMENDASI

Selain itu, Wahyu berujar, tanpa adanya kebijakan subsidi KLBB, pasar kendaraan listrik masih banyak diminati.

"Penolakan lain juga didasarkan pada ya zero emision, tapi batreai nya itu kan dari batu bara. Dimana ada emisi juga, sehingga sama aja," terangnya.

Sebelumnya, Wahyu menegaskan bahwa sebanyak 80 persen masyarakat di internet, menyatakan tidak sepakat terkait pemberian subsidi kendaraan listrik.

Baca juga: Pengamat: Subsidi Kendaraan Listrik Harus Tepat Sasaran

Hal tersebut menyusul kebijakan pemerintah yang menetapkan besaran insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KLBB), khusus sepeda motor listrik sebesar Rp 7 juta.

"Kita menemukan bahwa 80 persen masyarakat di internet itu tak sepakat dg subsidi kendaraan listrik. Atau mereka mengkritik kebijakan tersebut. Kenapa, karena salah satunya itu mereka menilai pembeli mobil listrik EV ini bukan mereka yang butuh subsidi," ujar Wahyu.

Baca juga: Legislator PKS Nilai Wajar Anies Baswedan Kritik Kebijakan Subsidi Kendaraan Listrik


Menurut Wahyu, berdasarkan analisis yang dia temukan, respon masyarakat justru mengasumsikan bahwa pemberian subsidi kendaraan listrik tersebut hanya untuk golongan kelas atas.

"Ini mungkin di dasarkan pada asumsi bahwa secara harga mobil EV itu kan juga relatif mahal. Maka juga bisa dipastikan bahwa kalangan menengah kebawah tidak akan membeli mobil ini, tidak akan mampu membeli mobil listrik," ucap dia.

Baca juga: Relawan Perubahan Bela Anies Soal Kritik Subsidi Kendaraan Listrik: Memang Salah Sasaran

Sehingga kata Wahyu, pemberian subsidi kendaraan listrik ini dinilai tidak pas. Bahkan, kata dia, tak sedikit masyarakat atau warganet mempertanyakan bahwa subsidi tersebut ditujukkan untuk siapa.

"Maka ini dinilai bahwa loh inikan kemungkinan beli pastikan kalangan menengah ke atas. Kenapa diberikan subsidi bukankah kurang pas. Nah masyarakat mengkritik itu," jelasnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas