Pembayaran Digital dengan QRIS Sentuh Pelaku Usaha Mikro
Transaksi pembayaran non tunai membuat pedagang tidak pusing-pusing membawa uang tunai.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Padahal, usaha yang dijalankan oleh bosnya Jumiatun ini telah dirintis sejak tahun 2012.
Saat itu, pembayaran mayoritas menggunakan uang cash.
"Usaha ini dimulai sejak tahun 2012. Dulunya semua transaksi harus cash, datang langsung ke toko di Cijantung," ujar Angga.
"Semenjak ikut bazar BRI tahun 2021, kami dikasih QRIS," lanjut dia.
Tak butuh waktu lama, sosialisasi pembayaran dengan QRIS cepat ditangkap oleh masyarakat.
"Di awal sampai sekarang itu gak ada hambatan. Pembeli bisa bayar QRIS atau cash juga semua kita layani," ujar Angga.
Angga menyatakan, transaksi non tunai membuat pedagang tidak pusing-pusing membawa uang tunai.
Transkasi langsung masuk ke rekening yang didaftarkan.
"Sehingga gak repot mencatat. Jadi rapi transaksinya. Bayar semua masuk ke rekening bos," ungkap dia.
Dalam sekali kegiatan bazar, snack toples Jj bisa mengantongi keuntungan bersih hingga Rp 1 juta.
Semangat membiasakan transaksi non tunai juga digaungkan oleh BRI termasuk kepada pelaku UMKM.
Pemimpin Cabang BRI Jakarta Pasar Minggu Wahib Gunandi menyebut, QRIS banyak memberi manfaat bagi penjual dan pembeli.
"Harusnya membantu, karena gak perlu bawa uang, banyak was-was di jalan, menghindari uang palsu. Semua langsung masuk rekening. Kan seneng ya apalagi untuk UMKM itu biaya adminnya gak ada 0 rupiah," ujar dia ditemui di Jakarta, Sabtu (20/05/2023).