Direktur IT dan Manajemen Risiko BSI Dicopot, Berikut Peringatan Erick Thohir
ada dua nama yang terdepak, yakni Achmad Syafii yang menjabat Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai menggelar Rapat Umum Pegang Saham Tahunan (RUPST), PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI langsung merombak jajaran direksi pada Senin (22/5/2023).
Dari keterangan tertulis yang diterima Tribun, ada dua nama yang terdepak, yakni Achmad Syafii yang menjabat Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management.
"RUPST menetapkan pengurus baru perseroan, dengan memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management," ungkap Direktur Utama BSI Hery Gunardi.
Baca juga: BSI Siapkan Promo Spesial, Biaya Transfer BI Fast Hanya Rp 5 per Transaksi
Perombakan jajaran direksi ini terjadi pasca adanya kejadian gangguan layanan perbankan BSI beberapa hari lalu.
Peringatan Erick Thohir
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menuturkan, pergantian struktur organisasi tersebut sebagai bentuk evaluasi atas insiden gangguan jaringan BSI beberapa waktu lalu.
"Kita mendengar begitu banyak kekecewaan dan keluhan dari masyarakat. Reputasi BSI sebagai bank yang menjadi tulang punggung ekosistem ekonomi syariah harus dijaga dengan baik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (22/5/2023).
"Sebagai pemimpin, tentu kita harus tegas dalam mengambil keputusan. Jangan sampai merusak kepercayaan dan merugikan masyarakat," imbuh Erick.
Dia mengaku selalu intens memantau setiap perkembangan yang terjadi pada setiap BUMN, tak terkecuali dengan peristiwa yang terjadi pada BSI. Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu menilai gangguan terhadap BSI merupakan hal yang tidak bisa ditolerir.
Oleh karena itu ia menilai persoalan gangguan jaringan tersebut menjadi bahan evaluasi agar tidak terulang kembali. Hal ini mengingat kejadian tersebut sangat mempengaruhi reputasi BSI.
"Ini jadi bahan evaluasi dan kita tak ingin terulang lagi. Mitigasi risiko penggunaan teknologi di sektor finansial harus sangat ketat," ujarnya.
Baca juga: Diikuti 165.000 Calon Jamaah Haji Indonesia, BSI Gandeng Kemenag Gelar Manasik Akbar
Erick pun meminta jajaran direksi dan komisaris BSI yang baru dapat memperbaiki keseluruhan sistem operasional perusahaan, termasuk memperkuat sistem keamanan dan jaringan dari ancaman peretas serta meningkatkan layanan kepada nasabah.
Dia menegaskan tidak segan untuk kembali melakukan perombakan jajaran BSI jika tidak ada perbaikan secara menyeluruh pada bank syariah pelat merah tersebut.