Soal Dedolarisasi, Ketua LPS: Sampai Sekarang Belum Ada yang Lebih Stabil Dibanding Dolar AS
Pertumbuhan simpanan dolar AS masih cukup baik, sehingga tidak ada yang keluar atau meninggalkan mata uang Negeri Paman Sam alias dedolarisasi.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, berdasarkan data-data yang ada saat ini, suplai dolar Amerika Serikat (AS) di pasar cukup.
Selain itu, pertumbuhan simpanan dolar AS masih cukup baik, sehingga tidak ada yang keluar atau meninggalkan mata uang Negeri Paman Sam alias dedolarisasi.
"Tapi, juga tidak ada pergerakan data yang menunjukkan bahwa kita atau orang-orang ramai-ramai meninggalkan dolar AS," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (26/5/2023).
Baca juga: Ancaman Dedolarisasi Bikin Banyak Bank Sentral Dunia Borong Emas
Lebih lanjut, berdasarkan penilaiannya, kalau ekonomi dunia serang naik turun selalu ada isu tentang mata uang dunia, utamanya dolar AS.
"Dahulu zaman yen Jepang menguat di tahun 70an, orang bilang sebentar lagi yen akan menggantikan dolar ternyata tidak kejadian. Kemudian euro bangkit, orang bilang akan menggantikan dolar ternyata tidak juga, dan waktu yuan RMB China tumbuhnya kuat, itu tumbuh lagi, ternyata tidak kejadian," kata Purbaya.
Pengamatannya sebagai ekonom selama ini, mata uang yang paling kuat yang sudah teruji selama hampir 100 tahun lebih adalah Greenback tersebut.
Purbaya menambahkan, memang dalam jangka pendek pasti ada gejolak seolah-olah ada yang menggantikan atau gerakan beralih ke mata uang lain.
"Tapi, kalau saya lihat direcana pasar internal uang, mereka akan menaruh di tempat yang paling stabil. Sampai sekarang belum ada yang lebih stabil dibanding dolar AS, ini bukan saya promosi dolar, tapi artinya jangan selalu kreatif dengan pergerakan ekonomi yang dikaitkan dengan timbulnya mata uang baru," pungkasnya.