Jadi Laba Ditahan, KBAG Tidak Bagikan Dividen dari Laba Bersih 2022
Alokasi laba bersih untuk laba ditahan ialah dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama rencana ekspansi yang akan digencarkan pada tahun ini.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Karya Bersama Anugerah Tbk (KBAG), pengembang real estate di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), mengalokasikan 88,74 persen atau Rp 8,27 miliar dari laba bersih 2022 senilai Rp 9,32 miliar sebagai laba ditahan (retained earnings) demi menopang ekspansi bisnis.
Keputusan itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar bersamaan dengan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta.
Sementara sisa laba bersih juga dialokasikan sebagai dana cadangan wajib sebesar Rp 1,05 miliar, sebagaimana diwajibkan dalam Pasal 70 Ayat 1 UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT).
Baca juga: Indeks Harga Properti Residensial Tumbuh 1,79 Persen di Triwulan I 2023
Direktur Utama KBAG Nicholas Sumasto menjelaskan, alokasi laba bersih untuk laba ditahan ialah dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama rencana ekspansi yang akan digencarkan pada tahun ini.
“Beberapa pertimbangan tidak dibagikan dividen tahun ini ialah pendapatan, keadaan operasional dan keuangan, kondisi likuiditas, rencana belanja modal, peluang akuisisi, prospek bisnis masa depan, dan faktor lain yang dianggap relevan,” kata Nicholas, dikutip Sabut (27/5/2023).
Hingga Desember 2022, perseroan sudah memiliki saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp 76,96 miliar, naik 12,46 persen dari tahun sebelumnya Rp 68,43 miliar.
Sedangkan saldo laba yang sudah dicadangkan yakni Rp 1,05 miliar. Saldo laba ini bagian dari pos ekuitas tahun 2022 senilai Rp 390,03 miliar.
Sepanjang tahun lalu, perseroan mencetak laba bersih Rp 9,32 miliar, meroket 501,29 persen dari laba bersih tahun sebelumnya Rp 1,56 miliar, seiring dengan pendapatan yang juga naik 98 persen menjadi Rp 77,36 miliar dari tahun sebelumnya Rp 39,08 miliar.
Pertumbuhan pendapatan didukung kenaikan penjualan rusunami, ruko dan rumah tapak serta pendapatan pengelolaan lingkungan.
Dalam RUPST 7 Juli tahun lalu, perseroan sudah membagikan dividen tunai Rp 786,50 juta, atau setara 50 persen dari laba bersih 2021.
Secara per saham, nilai dividen tahun lalu itu senilai Rp 0,11 per saham yang dibagikan kepada total 7,15 miliar saham yang beredar.
Dalam Paparan Publik tersebut, Direktur KBAG Budi Hariyanto Hartono mengatakan perseroan membidik target penjualan tahun ini sebanyak 282 unit, naik 26 persen dari realisasi penjualan tahun lalu 223 unit.
Secara nilai, target pendapatan naik 41 persen menjadi Rp 108,89 miliar dari realisasi pendapatan 2022 Rp 77,36 miliar dan laba bersih tahun ini dipatok Rp 31,65 miliar, naik 240 persen dari realisasi laba tahun lalu Rp 9,31 miliar.
Hingga kuartal I-2023, KBAG mampu mencetak laba bersih Rp 202,87 juta, dari periode yang sama tahun lalu yang rugi Rp 1,15 miliar.
Pencapaian itu seiring dengan pendapatan yang melesat 66 persen menjadi Rp 7,76 miliar, dari Rp 4,67 miliar. Penjualan terbesar disumbang rusunami Rp 4,14 miliar, rumah tapak Rp 2,26 miliar, dan sisanya penjualan ruko 1,73 miliar dan pendapatan pengelolaan lingkungan.
Pada Desember 2022, perseroan juga baru melaksanakan ground breaking pembangunan Green Valley II, semi apartemen berupa rusunami 5 blok, terdiri dari 480 unit rusunami dan 32 unit kios. Target penyelesaian pada akhir tahun 2025.
Strategi tahun ini, perseroan akan memperluas ekspansi bisnis properti di Jakarta Barat dan Jawa Barat, tepatnya di Jonggol, Desa Singasari, yang merupakan daerah yang berkembang pesat. Tanah di Cengkareng, Jakarta Barat, seluas 7.346 m2, akan dikembangkan menjadi apartemen dan fasilitasnya, melalui anak usaha PT Kharismatama Niagamakmur (KNM).
Baca juga: Harga Properti di Australia Kembali Melonjak di Tengah Penurunan Permintaan Pasar
Adapun tanah di Jonggol, Desa Singasari, seluas 891.172m2, akan dikembangkan menjadi perumahan via anak usaha PT Singasari Purabuana (SPB), sementara tanah di Desa Cibodas dan Desa Singasari seluas total 628.863 m2, yang akan dikembangkan menjadi perumahan melalui entitas anak PT Arthapurwa Budijaya (APB).
Perseroan tetap mengembangkan properti di Balikpapan mengingat ada peluang dari rencana pemindahan Ibu Kota dari DKI Jakarta ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim.
“Kami juga akan terus melakukan upaya pemasaran produk guna memperluas pasar dan menjangkau pelanggan melalui berbagai media. Kami yakin, di luar sentimen negatif seperti ancaman resesi dan suku bunga tinggi, prospek investasi properti masih besar, apalagi tingkat kekurangan pasokan rumah di Indonesia saat ini masih tinggi,” kata Nicholas.