IHSG Ambruk Sejak Awal 2023, Bagaimana Nasib Investasi BPJS Ketenagakerjaan di Pasar Modal?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat ambruk minus 2,48 persen sejak awal 2023 dan 3,39 persen dalam sebulan terakhir.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat ambruk minus 2,48 persen sejak awal 2023 dan 3,39 persen dalam sebulan terakhir.
Direktur Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Asep Rahmat Suwandha mengatakan, alokasi portofolio investasi ke instrumen saham tidak signifikan.
"Tingkat investasi kita kan ada portofolio nya ya, jadi untuk yang saham ini kan kita sedikit ya. Maksudnya dibandingkan sebelumnya dari sisi presentasi terus menurun.ujarnya usai melaunching Tabel Mortalitas Jamsos Tahun 2022 (TMJ-22) di kawasan Rasuna Said, Jakarta, Senin (29/5/2023).
Asep menjelaskan, sebagian besar alokasi investasi sekira 70 persen masuk di surat utang, di mana Surat Utang Negara atau SUN paling banyak.
"Ketika bicara investasi di pasar modal, kita kan punya peraturan secara baku tuh tentu saja kalau ditanya pengaruhnya ada, pasti ada. Tapi, tentu tim akan melihat dari sisi timing dan staretegi investasi kita," katanya.
Dia tidak bisa membeberkan besar atau kecil pengaruh ambruknya IHSG terhadap kinerja investasi BPJS Ketenagakerjaan.
"Itu harus kita lihat datanya teman-teman di investasi melihat tentu kalau terjadi perubahan akan melakukan aksi-aksi sesuai dengan aturan yang ada," kata Asep.
Dia menambahkan, selain paling banyak di surat utang pemerintah sekira 70 persen, alokasi sisanya ada deposito, penyertaan langsung, dan di saham hanya sedikit.
Baca juga: IHSG Berpeluang Menguat Pekan Depan Saat Amerika Waswas Gagal Bayar Utang
"Jadi, semua ada aturannya kan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) meminta kita minimal 50 persen di surat berharga negara. Sementara, saham bergerak terus ya, di bawah 10 persen, kecil, kita kan mengukur risiko pasar," pungkasnya.