Analis: Tata Kelola Kas Semrawut Bisa Berimbas pada Saldo Modal Kerja Pertamina Geothermal Energy
Manajemen PGEO dinilai tidak mampu mengatur arus kas secara baik sehingga menyebabkan modal kerja (working capital) berada pada kondisi negatif.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews,com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Manajemen PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dinilai tidak mampu mengatur arus kas secara baik sehingga menyebabkan modal kerja (working capital) berada pada kondisi negatif.
Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma menganalisis kondisi tersebut biasa terjadi akibat tata kelola keuangan yang kurang baik.
Baca juga: Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih Dukung Penguatan Peran Pertamina Hulu Energi
Salah satunya dalam mengatur pengeluaran dana operasional yang berlebih tanpa perhitungan matang.
"Bisa saja perseroan sudah membeli sejumlah inventory untuk pengembangan proyek misalnya, tapi ternyata proyeknya belum berjalan optimal atau belum dapat menghasilkan income, nah ini jadi duit mati istilahnya," kata Suria Dharma kepada wartawan, Senin (29/5/2023).
Melalui prospektusnya, PGEO menyampaikan bahwa pendanaan seluruh kegiatan operasional perseroan mendapat dukungan finansial dari induk usahanya, yakni Pertamina.
Namun, Suria berpendapat bahwa kondisi ini juga tidak sepenuhnya ideal lantaran bisa turut menggerus Pertamina.
"Ya kalau diklaim ditanggung atau disubsidi oleh holding-nya, ini juga bukan posisi yang ideal karena bisa menggerus Pertamina juga," paparnya.
Ia menyebut kondisi modal kerja negatif ini memiliki risiko yang besar jika berlangsung dalam jangka waktu panjang.
Baca juga: Analis Sebut Penerbitan Global Bond oleh PGEO Bisa Bikin Sentimen Negatif Perseroan
Suria khawatir kalau kondisi ini dapat menjadi sinyal buruk bagi kinerja saham perseroan, terlebih bagi rencana penawaran umum perdana saham (IPO) anak usaha Pertamina lainnya dalam waktu dekat ini.
Pasalnya kata dia, kinerja PGEO saat ini belum dapat optimal menilik harga sahamnya yang masih berada di bawah harga IPO.
Padahal, kapitalisasi pasar perseroan saat ini jauh berada di bawah subholding upstream tersebut.
"Kalau lihat kondisi saham PGEO saat ini bisa memberikan sentimen negatif untuk saham PHE nanti saat mau IPO. Istilahnya kan size yang lebih kecil saja harganya turun, apalagi dengan size yang yang lebih besar. Jual satu ayam saja harganya turun, apalagi mau jual ayam satu kandang? Kan lebih susah jualnya," kata dia.