Diversifikasi Aset, Strategi Investor dan Masyarakat Menghadapi Tahun Politik
Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo sangat tinggi sehingga terjadi stabilitas di berbagai bidang.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski suasana politik menjelang Pemilu kali ini dianggap lebih kompleks dari situasi normal karena belum kunjung ada kejelasan siapa yang akan memenangkan pilpres, namun Yunarto meyakini kondisi ekonomi politik nasional dalam kondisi stabil.
Keyakinan ini tidak terlepas karena beberapa survei menyatakan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo sangat tinggi sehingga terjadi stabilitas di berbagai bidang terutama bidang sosial, ekonomi dan politik.
Hal ini dikatakan Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya saat Client Gathering untuk nasabah Moduit Beyond bertema Siap-Siap Tahun Politik Tahun 2024: Dampak Terhadap Ekonomi Indonesia di Jakarta belum lama ini.
Baca juga: Kondisi Ekonomi Nasional Diprediksi Stabil Meski Indonesia Memasuki Tahun Politik
"Saya kira saat ini stabilitas nasional kita terjaga dengan baik dan selepas pandemi, tren pertumbuhan ekonomi kita terjaga, karena itu publik juga merasa bahwa saat ini kondisinya bagus," kata Yunarto.
Maka, kata dia tidak heran kita lihat bahwa kepuasan terhadap pemerintahan saat ini mencapai level yang tinggi, khususnya pada bidang ekonomi, inflasi kita menurun, dan itu membuat publik setelah pandemi menjadi bergairah dalam melakukan kegiatan bisnis,” tambahnya.
Head of Research & Investment Connoisseur Moduit, Manuel Adhy Purwanto mengatakan, pemilu bukanlah faktor utama yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar.
Ia melihat masa depan secara optimistis karena secara historis politik domestik tidak terlalu berpengaruh besar terhadap iklim investasi.
"Bahwa pada tahun depan akan ada Pemilu, tentu akan ada tantangan dan juga peluang namun bisa disikapi dengan melakukan diversifikasi & lebih melihat kondisi ekonomi global dan domestik," katanya.'
Dengan suku bunga yang sudah mendekati puncak, kami merkomendasikan alokasi aset investasi sebesar 60 persen di reksadana pendapatan tetap / obligasi pemerintah dan 40% di reksadana saham yang lebih memiliki exposure di saham finansial dan konsumer.
Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi menilai tahun politik ini dapat dipandang dari berbagai hal.
Dari sisi pasar obligasi, ia menilai, kinerja seluruhnya akan baik pada tahun 2023.
“Bahkan seiring dengan suku bunga yang diperkirakan sudah mencapai puncaknya. Dengan inflasi yang stabil cenderung menurun, dan kami perkirakan suku bunga global juga akan segera atau sudah mencapai puncaknya karena kekhawatiran tekanan resesi. Namun untuk pasar saham pun sebenarnya juga tidak kalah menarik secara fundamental,” ujarnya.
Menurutnya, data Produk Domestik Bruto (PDB) dan laba perusahaan yang baik di triwulan 1 tahun 2023 ini menjadi bukti baiknya kondisi perekonomian domestik.
“Hanya saja berbagai pemberitaan dari luar negeri serta minimnya sentimen domestik membuat kinerja IHSG di semester 1 ini terlihat berada dalam tekanan. Untuk reksa dana pendapatan tetap yang berbasis obligasi, Batavia masih menitikberatkan portofolio pada obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah RI. Selain itu tambahan penempatan pada obligasi korporasi pun dimungkinkan sebagai bagian dari upaya mendapatkan potensi tambahan imbal hasil,” tuturnya.