Hippindo: Tahun Politik Berpotensi Ganggu Pemulihan Industri Ritel
Hippindo mengantisipasi tahun politik yang berpotensi mengganggu tren positif di industri ritel yang sedang berjalan.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mengantisipasi tahun politik yang berpotensi mengganggu tren positif di industri ritel yang sedang berjalan.
Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah mengatakan, peritel kini tengah menikmati tren positif yang selama tiga tahun lalu tak dapat mereka rasakan karena pandemi Covid.
"Penjualan ritel saat ini naik terus perlahan-lahan. Jadi, membaik terus. Lebaran kemarin terbaik setelah tiga tahun jelek. Trennya positif," katanya di Jakarta, dikutip Jumat (16/6/2023).
Meski demikian, ia mengantisipasi tren ini dapat berbalik arah dikarenakan tahun politik yang berpotensi memunculkan suhu politik yang panas.
"Tren positif ini akan terganggu bila misalnya suhu kestabilan tidak bagus. Misalnya suhu politik," ujar Budihardjo.
Ia kemudian mencontohkan beberapa hal yang disebabkan oleh panasnya suhu politik yang mampu mengganggu tren positif ini. "Misalnya ada demo-demo yang menutup jalan. Jalan jadi macet. Mal jadi tutup. Kan sering tuh demo, mallnya tutup," kata Budihardjo.
Baca juga: Bisnis IUIGA Tumbuh 731 Persen di Tengah Kelesuan Industri Ritel
"Lah, kalau mallnya tutup, kami kan enggak bisa dagang," lanjutnya. Dia mengharapkan tahun politik ini suhunya bisa berjalan stabil.
Ia menuturkan bahwa sejatinya tahun politik membawa dampak bagus bagi penjualan. Terutama karena banyaknya uang yang beredar.
Baca juga: Peritel Uniqlo Perluas Akses Pasar Produk UKM Lokal
"Pesta demokrasi itu justru malah meningkatkan penjualan. Orang pesta, pemilihan umum, kampanye, itu kan uang beredar. Kita senang itu. Maka dari itu kami harapkan semuanya stabil. Kita jaga persatuan," kata Budihardjo.