Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pergerakan IHSG Diprediksi Menguat di Semester II Meski Tren Turun 2 Persen Sejak Awal Tahun

Peluang IHSG melaju pada semester kedua masih terbuka, bahkan bisa kembali menuju level psikologis 7.000.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pergerakan IHSG Diprediksi Menguat di Semester II Meski Tren Turun 2 Persen Sejak Awal Tahun
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pekerja beraktivitas di Galeri PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (8/5/2023). Peluang IHSG melaju pada semester kedua masih terbuka, bahkan bisa kembali menuju level psikologis 7.000. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Resesi global akan berdampak pada Indonesia, meskipun pertumbuhan ekonominya masih cukup solid, mencapai sekitar 5 persen.

Baca juga: IHSG Menguat 0,92 Persen, Kapitalisasi Pasar Bertambah Rp97 Triliun Sepekan

Menurut Liza, bursa saham Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh komoditas. Ketika terjadi resesi, permintaan akan bahan baku mentah, seperti barang tambang, akan menurun.

"Ketika dunia mengalami resesi, nilai ekspor-impor kita akan terganggu. Namun, Indonesia masih dapat bergantung pada konsumsi masyarakat dan pemerintah," tambah Liza.

Dia optimistis konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah akan menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi tahun ini. Katalisnya adalah konsumsi selama masa kampanye tahun politik. Peningkatan konsumsi terlihat dari pemulihan sektor pariwisata dan banyaknya acara atau konser.

Proyeksi Semester II

Menimbang faktor tersebut, Liza melihat peluang IHSG melaju pada semester kedua masih terbuka, bahkan bisa kembali menuju level psikologis 7.000.

Pendorongnya adalah kebangkitan sektor konsumsi, sejalan dengan momentum tahun politik yang dapat mendongkrak konsumsi domestik.

Berita Rekomendasi

Katalis dari global ditopang oleh China yang ditaksir lebih menggenjot roda ekonominya. Prospek positif China akan menjadi penggerak perekonomian global. 

Namun investor perlu mewaspadai laju inflasi di AS dan Eropa yang akan berdampak terhadap kebijakan suku bunga.

Rizki sepakat, memasuki semester kedua, sentimen IHSG selayaknya mengalami perbaikan. Terlebih ketika tingkat suku bunga yang sudah mendekati titik tertinggi. Umumnya, titik puncak Fed Funds Rate diikuti oleh pelemahan dolar AS.

"Hal ini memberikan insentif untuk foreign investor melakukan investasi di luar developed market. Kami melihat semester II-2023 dan 2024 terdapat perbaikan sentimen foreign investor untuk outlook ke Indonesia," kata Rizki.

Investor bisa fokus pada dua strategi. Pertama, stock-pick secara bottom-up, mencari saham-saham yang memiliki kinerja jauh lebih baik dibandingkan sektornya. "Sehingga potensi kinerja emiten dapat melebihi sentimen yang terjadi di sektornya," imbuh Rizki.

Kedua, mencermati sektor yang diuntungkan dengan stabil atau melandainya suku bunga. Saham bank dan properti layak dicermati.

Saham dengan segmen pendapatan dari pasar domestik juga menarik dilirik, seperti sektor telekomunikasi dan konsumen primer.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas